Advertisement

Antraks Merebak, Sapi dari Gunungkidul Diawasi Ketat di Jawa Tengah

Taufik Sidik Prakoso
Jum'at, 04 Februari 2022 - 20:17 WIB
Budi Cahyana
Antraks Merebak, Sapi dari Gunungkidul Diawasi Ketat di Jawa Tengah Jajaran Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul saat mengampanyekan makan daging bebas antraks di salah satu rumah makan di Wonosari, Gunungkidul, Kamis (5/3/2020). - Harian Jogja/Dok.

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten memperketat pengawasan hewan ternak, terutama sapi, di perbatasan dengan Gunungkidul menyusul merebaknya penyakit antraks.

Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten, Tri Yanto, mengatakan wilayah Klaten yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, yakni Desa Karangturi dan Gentan di Kecamatan Gantiwarno; Desa Kaligayam, Kecamatan Wedi; Desa Karangasem dan Burikan, Kecamatan Cawas; serta Desa Bogem, Nengahan, dan Ngerangan di Kecamatan Bayat. Di desa-desa tersebut terdapat lebih dari 1.000 sapi.

Advertisement

BACA JUGA: Gunungkidul Darurat Antraks, Butuh Penanganan Serius

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten melakukan gerak cepat antisipasi penularan antraks ke ternak terutama di wilayah perbatasan dengan Gunungkidul. Mulai pekan depan, seribuan sapi di wilayah perbatasan dengan Gunungkidul disuntik vaksin antraks.

“Dua tahun lalu sebenarnya ternak di wilayah Cawas sudah divaksinasi antraks. Tetapi ini kami lakukan kembali antisipasi agar tidak tertular,” kata Tri Yanto saat ditemui wartawan di Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klaten, Kamis (3/2/2022).

Selain itu, ada penyemprotan disinfektan di kandang ternak.

 “Kemarin kami sudah koordinasi dengan medis dan paramedis untuk dilakukan vaksinasi antraks kepada sapi-sapi di wilayah perbatasan. Selain itu, kami akan sosialisasi untuk antisipasi antraks mengundang camat, kades, serta PPL. Salah satunya dengan mengusahakan agar terus menjaga kebersihan kandang,” kata Tri Yanto.

Tri Yanto juga menjelaskan ada pengetatan pengawasan ternak di pasar hewan terutama di wilayah perbatasan seperti Pasar Hewan Prambanan serta Pasar Hewan Wedi. Petugas melakukan pengecekan kesehatan hewan secara rutin terutama dari wilayah-wilayah yang terdapat temuan kasus ternak terinfeksi antraks termasuk penyemprotan disinfektan di pasar secara rutin.

Tri Yanto mengatakan cici-ciri sapi yang terserang antraks adalah keluar darah dari lubang hidung atau dubur. Selain itu, sapi mati mendadak. “Antraks bisa menular dari hewan ke manusia tetapi tidak menular dari manusia ke manusia. Penularannya melalui sentuhan langsung, makan daging, atau menghirup udara di sekitar hewan yang terinfeksi antraks. Informasinya di sana [Gunungkidul] ada warga yang menunjukkan gejala mirip antraks,” jelas dia.

Pemantau Kesehatan Ternak Besar dan Unggas Kecamatan Prambanan, Margito, mengatakan upaya antisipasi persebaran antraks di Pasar Hewan Prambanan sudah dilakukan. secara rutin pasar disemprot disinfektan terutama setelah pasaran atau ramainya aktivitas jual-beli ternak di Pasar Prambanan saban Pon dan Legi.

“Kemudian kami berikan sosialisasi. Secara rutin setiap Pon dan Legi kami ada pemeriksaan secara klinis,” kata dia.

BACA JUGA: Mengenal Brandu, Tradisi di Gunungkidul yang Diduga Memicu 10 Warga Terpapar Antraks

Margito mengatakan hingga kini belum ada pelarangan ternak-ternak dari wilayah Gunungkidul masuk ke Pasar Hewan Prambanan. “Yang jelas kami rutin mengecek kondisi-kondisi ternak yang dijual di sini. Kami juga berikan pengertian kepada peternak terutama dari Gunungkidul kalau ada sapi keluar darah dari permukaan tubuh atau bahkan mati mendadak agar tidak dibeli,” kata dia.

Margito mengatakan kasus antraks di wilayah Gunungkidul hingga kini tak memengaruhi aktivitas jual-beli di Pasar Hewan Prambanan. Saat pasaran Pon pada Selasa (1/2/2022), ada 350 ekor sapi di Pasar Hewan Prambanan dan terjual 35-50 ekor. Saat pasaran Legi pada Minggu (30/1/2022), ada 245 ekor sapi yang didatangkan ke Pasar Hewan Prambanan dan terjual 25-30 ekor.Para pedagang berasal dari Klaten, Sleman, Gunungkidul, serta Kulonprogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Didukung Danais, Watu Gendong Ramai Dikunjungi Wisatawan

Jogja
| Kamis, 03 Oktober 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Jogja lewat Diorama

Wisata
| Rabu, 02 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement