Advertisement
Hasil Survei: Ternyata Begini Perilaku Netizen Indonesia saat Mengakses Internet
Ilustrasi mengakses internet. - Dok. Biznet
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) merilis pola perilaku masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan akses internet dan teknologi digital.
Survei tersebut dilaksanakan pada Oktober 2021, dengan melibatkan 10.000 responden dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Usia responden survei literasi digital ini berada pada rentang 13 tahun hingga 70 tahun, dengan 12,9 persen responden berusia 13-17 tahun dan 87,1 persen berusia 18-70 tahun, dikutip dari laman resmi survei pada, Kamis (20/1/2022).
Advertisement
Mayoritas responden merupakan lulusan SMA atau sederajat (50,1 persen) dan berasal dari Social Economy Status (SES) C (58,7 persen).
Socio Economic Status (SES) adalah sebuah klasifikasi yang memetakan keluarga berdasarkan kemampuan ekonomi dan status sosialnya. Klasifikasi SES C merupakan keluarga dengan pendapatan Rp2 juta hingga Rp4 juta.
Survei tersebut mengungkapkan, dari keseluruhan responden, sekitar 91,8 persen mengakses internet dan media sosial melalui paket internet pada perangkat smartphone.
Selain itu kebanyakan orang pada 2021 merogoh kantong Rp50.000 – Rp100.000 per bulan untuk akses internet. Disebutkan, ada periode tertentu pengguna media sosial dan internet di Indonesia sangat aktif.
BACA JUGA: Viral Tarif Parkir Rp350.000 di Jogja Tak Hanya soal Mark Up, Ada Kasus Lain
Mayoritas responden mengakses internet pada pukul 19.01 – 21.00 yaitu jam setelah aktivitas sehari-hari, dan kedua terbesar pada pukul 07.01 – 10.00 di pagi hari atau jam sebelum dimulainya aktivitas harian.
Sudah menjadi kewajaran, sekitar 91,2 persen penggunaan internet adalah untuk mengirim pesan singkat ke orang lain melalui aplikasi digital. Adapun untuk layanan perbankan, penggunaan layanan keuangan digital masih tergolong rendah yaitu di rentang 3 persen -16 persen.
Terlebih lagi, mayoritas responden telah menggunakan ATM serta rekening bank. Dengan itu frekuensi penggunaan dompet digital oleh sebagian responden ini hanya satu kali dalam sebulan.
Untuk penggunaan e-commerce, aplikasi yang paling banyak digunakan di antara responden adalah Shopee (74,7 persen), Lazada (45,6 persen), serta Tokopedia (18,6 persen). Namun, frekuensi berbelanja melalui e-commerce oleh mayoritas responden pun hanya satu kali dalam sebulan.
Secara nasional, ada 3 media sosial yang paling banyak digunakan, yaitu Whatsapp, Facebook, dan Youtube. Namun secara durasi, ada 3 media sosial yang menempati posisi 3 teratas, yaitu Whatapp, Tiktok, dan Instagram.
Masyarakat Indonesia sangat tergantung dengan media sosial untuk mendapatkan informasi. Hal itu tercermin dalam data survei yamg menunjukkan sekitar 73 persen responden mengakses informasi utama dari media sosial.
Media sosial juga menempati urutan kedua (22,4 persen) sebagai sarana paling dipercaya untuk mendapatkan informasi. Adapun urutan pertama adalah televisi (47 persen), disusul laman pemerintah di posisi ketiga (17,9 persen), dan kanal berita dari di posisi keempat (8 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Produktivitas Naik, Nelayan Kulonprogo Terima Alat Modern
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- 85 Persen Pasien Kanker Paru di DIY Datang Sudah Stadium Lanjut
- Arus Tol Cipali Arah Cirebon Naik Tajam di H-5 Natal
- Banjir Bandang Terjang Guci Tegal, Pancuran Rusak
- GP Ansor Apresiasi Prabowo Bangun Kampung Haji di Makkah
- Libur Nataru 2026, Waterboom Jogja Gelar Fun Run dan Kuliner
- BST Koridor 6 Tirtonadi-Solo Baru Dihentikan Mulai 2026
- LIMA 2025 Basketball Gandeng Nestle MILO, Jangkau 1.400 Atlet
Advertisement
Advertisement



