Advertisement
Menyamar Jadi Driver Ojol di Medan, DPO Kasus Korupsi Akhirnya Diringkus
Petugas saat menggiring tersangka FSN usai terciduk di Medan, Sumatra Utara, Kamis (6/1/2022). - Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, MEDAN - Tim Tangkap Buronan (Tabur) Intelijen Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara menangkap tersangka dugaan korupsi peningkatan jalan Kabupaten Asahan berinisial FSN di Medan, Sumatra Utara, Kamis (6/1/2022) malam. FSNĀ masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan diciduk petugas dari rumah sewa.
Dia merupakan tersangka kasus korupsi peningkatan ruas jalan hotmix di Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan dengan anggaran senilai Rp690.800.000.
Advertisement
Anggaran peningkatan jalan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asahan tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2013. FSN sendiri merupakan direktur CV Dewi Karya, pelaksana proyek.
Menurut Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara Dwi Setyo Budi Utomo, tim telah mengawasi FSN selama sepekan di rumah yang disewanya bersama keluarga.
"Terdakwa yang buron delapan tahun ini pada saat diamankan tidak ada perlawanan. Dan dibawa langsung ke kantor Kejati Sumut untuk kelengkapan administrasi untuk selanjutnya diserahkan ke Kejari Asahan," kata Dwi, Jumat (7/1/2022).
Berdasarkan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sumatra Utara, terdapat kerugian negara sebesar Rp232.212.358 pada proyek yang dikerjakan FSN pada tahun anggaran 2013 lalu.
Oleh karena itu, Tim Penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Asahan menetapkan FSN sebagai tersangka.
"Begitu ditetapkan tersangka, FSN melarikan diri. Setelah dilakukan pemanggilan sebanyak tiga kali dan tidak pernah hadir memenuhi panggilan, Kejari Asahan menetapkan FSN sebagai DPO," kata Dwi.
Pada perkara yang menjerat FAN, Kejaksaan Negeri Asahan sebelumnya menetapkan empat orang tersangka. Dua di antara mereka sudah menjalani hukuman. Yakni berinisial B dan S. Sedangkan tersangka lainnya, S, meninggal dunia.
Dalam pelariannya, FSN kerap berpindah-pindah kediaman. Bahkan, yang bersangkutan sempat menetap di Kalimantan dan Jawa.
Dua tahun terakhir, FSN berada di Medan dan berprofesi sebagai driver ojek online.
FSN dijerat Pasal 2 ayat 1, Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 KUHPidana.
"Tersangka FSN selanjutnya diserahkan langsung kepada Kajari Asahan Aluwi didampingi Tim Penyidik Pidsus Kejari Asahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," pungkas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
Advertisement
Berkah Harga Cabai, Petani Kulonprogo Untung Bersih Rp60 Juta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Buntut Kisruh, Polda Metro Jaya Evaluasi SOP Penarikan Kendaraan
- Pemerintah Siapkan Hunian Korban Bencana di Sumatera
- Canter Bus Bisa Jadi Andalan Angkutan Wisata Jogja-Solo
- Bakmi dan Seni Menyatu dalam Pameran Memori Papila
- Kericuhan Kalibata Tewaskan Dua Debt Collector, Kerugian Rp1,2 M
- UPN Beri Penghargaan untuk Suryo, Dinilai Ciptakan Lapangan Kerja
- Ini Jadwal KRL Jogja-Solo Minggu 14 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




