Advertisement
Banyak Kapal Penangkap Ikan Kecelakaan, KNKT Sebut Sudah Darurat
Ilustrasi kapal penangkap ikan - JIBI/Bisnis.com
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat 31% dari total kecelakaan kapal sepanjang 2018–2020 didominasi dan dialami oleh kapal penangkap ikan.
Investigator Keselamatan Pelayaran KNKT Renan Hafsar dalam paparannya mengatakan ada sekitar 100 orang per tahun yang meninggal dalam kecelakaan kapal ikan. Secara akumulasi, jumlahnya mencapai 342 korban meninggal dan hilang pada 2018–2020.
Advertisement
Secara umum, KNKT juga mencatat jumlah kapal ikan yang mengalami kecelakaan lebih tinggi dari kapal muatan umum maupun kapal penumpang.
“Tentunya ini data yang cukup menyedihkan sebenarnya, sudah darurat kapal ikan kalau boleh dibilang,” ujarnya dikutip, Selasa (21/12/2021).
Dia lantas memerinci bahwa dari 79 persen kecelakaan yang melibatkan kapal penangkap ikan adalah orang yang jatuh ke laut.
Adapun, kecelakaan kapal penangkap ikan merupakan salah satu dari serangkaian kejadian yang diinvestigasi oleh KNKT dalam 15 tahun terakhir.
Angka kejadian yang diinvestigasi sempat naik dari 7 kejadian pada 2007 menjadi 39 kejadian pada 2018, atau yang tertinggi sepanjang 15 tahun terakhir. Setelah itu, angkanya terus turun menjadi 25 kejadian pada 2019, dan 12 kejadian pada 2020.
Akan tetapi, pada Januari 2021 hingga 5 Desember 2021, jumlah kecelakaan pada kapal penangkap ikan kembali naik menjadi 19 kejadian yang diinvestigasi KNKT.
Permasalahan kapal penangkap ikan, sebutnya, memang kompleks. Pasalnya, dari delapan temuan KNKT terkait kecelakaan kapal penangkap ikan, melingkupi persoalan konstruksi, alat keselamatan, alat navigasi, alat komunikasi, pengawakan, manajemen, pengawasan, dan peraturan.
Pelaksana Tugas Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT Haryo Satmiko bahkan menyebut masalah tersebut sebagai sebuah polemik.
Merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 62/2013 tentang Investigasi Kecelakaan Transportasi, komite hanya diperintahkan untuk melakukan investigasi terhadap kecelakaan kapal dengan bobot di atas 100 Gross Tonnage (GT) saja.
Batas minimal itu berlaku untuk investigasi kapal ikan maupun kapal penumpang. Padahal, kata dia, jumlah kecelakaan kapal dalam 3 tahun terakhir yang bisa mencapai sekitar 400 kejadian dialami oleh kapal dengan kapasitas di bawah 100 GT.
Kecelakaan kapal ikan ini sudah seperti sepeda motor yang paling banyak menjadi sumber kecelakaan di darat.
“Kapal perikanan ini jadi simalakama bagi KNKT,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kapten PSS Sleman Cleberson Jalani Achilles Repair, Fokus Pemulihan
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Diduga Kumpul Kebo, Dua Pengawas Sekolah di Bogor Dipecat
- Tak Penuhi Syarat Windows 11, Setengah Juta PC Lawas Beralih ke Linux
- Pikap Baru BYD Pakai Unibody dan Teknologi Hybrid Canggih
- Libur Nataru, Pertamina Siapkan Motorist dan SPBU Siaga 24 Jam
- On The Rock Drini, Resto Tebing Karst Baru di Gunungkidul
- Grace Management Resmikan Kantor Baru, Perkuat Layanan Wedding
- Malioboro Mall Hadirkan Island of Joy dan Diskon Akhir Tahun
Advertisement
Advertisement



