Advertisement
Muhadjir Effendy: Kebijakan Pembatasan saat Nataru Masih Bisa Berubah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy menyatakan kebijakan terkait libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) masih bisa berubah sehingga semua pihak harus bersiap. Saat ini pemerintah sedang menggodok aturan tersebut.
“Nataru masih ada beberapa hari kan, ini akan dievaluasi termasuk hari ini [Senin] nanti Pak Presiden akan melaksanakan rapat terbatas, termausk evaluasi PPKM dan mungkin akan menetapkan kebijakan bagaimana nataru akan dilakukan,” kata Muhadjir kepada wartawan di sela-sela menghadiri Dies Natalis Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja Senin (20/12/2021).
Advertisement
Muhadjir menyatakan semua pihak harus siap dengan kemungkinan terjadinya perubahan kebijakan Nataru. Hal ini bukan berarti pemerintah tidak konsisten, akan tetapi menyesuikan dengan kondisi Covid-19. Peraturan terkait Covid-19 bisa cepat berubah karena untuk menjaga keseimbangan antara penanganan Covid-19 dengan pemulihan ekonomi keduanya bisa berjalan secara maksimal.
“Artinya kita harus siap-siap lah untuk menghadapi kemungkinan adanya perubahan ketentuan [pembatasan], itu kan penyesuaian karena memang Covidnya berubah-ubah, jadi itu bukan berarti kami tidak konsisten. Tetapi itu menjaga agar keseimbangan antara penanganan covid dengan ekonomi menemukan titik optimum,” ujarnya.
Target 6 Juta
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menambahkan, terkait vaksinasi anak ditargetkan mampu mencapai 6 juta anak hingga akhir Desember 2021 yang tersisa 10 hari. Adapun secara umum target vaksinasi sebanyak 27,6 juta anak. Namun sangat tergantung dengan ketersediaan vaksin, karena baru Sinovac yang mendapatkan izin dari BPOM. “Semoga nanti ada vaksin mereka lain yang bisa digunakan untuk vaksin anak,” katanya.
Ia menambahkan vaksinasi anak sangat penting karena diharapkan mencegah Covid-19 pada anak. Selain itu dapat menambah rasa percaya diri dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka.
“Kasus covid terutama sampai parah terjadi pada anak memang kecil angkanya, tetapi anak adalah mata rantai dengan pihak lain, penular misalnya dekat dengan orang tuanya, dekat dengan kakek neneknya yang lansia. Kalau anak sudah divaksin, sama juga dangan melindungi secara tidak langsung terhadap usia lanjut,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Prakiraan BMKG, Cuaca Boyolali bakal Hujan Lagi Siang-Malam Ini Kamis 25 April
- Siapkan Payung, Prakiraan Cuaca Klaten Hujan Siang hingga Malam Kamis 25 April
- Hujan Lagi Siang hingga Malam di Wonogiri, Cek Prakiraan Cuaca Kamis 25 April
- Masa Angkutan Lebaran 2024, Commuter Line Wilayah 6 Catat Rekor Baru
Berita Pilihan
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Besaran Honor PPK Pilkada Serentak 2024
- Kabar Duka: Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
- Jenazah Pendiri Mustika RatuMooryati Soedibyo Akan Dimakamkan di Bogor Rabu Siang
- BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Dilanda Hujan Hari Ini
- Sirekap Bakal Digunakan pada Pilkada Serentak 2024
- Prabowo Ingin Membangun Koalisi Kuat
- Heboh Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM
Advertisement
Advertisement