Advertisement
Viral Cerita Misteri di Istana Presiden, Mantan Ajudan Presiden Lihat Perempuan Menangis di Aula yang Gelap
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-- Istana Kepresidenan merupakan tempat resmi kediaman dan kantor Presiden Indonesia. Sebagai tempatnya orang nomor satu di Indonesia, tentu penjagaan di kawasan ini sangat ketat dan detail. Namun, siapa sangka, tempat yang selalu dalam pengawasan ini menyimpan cerita misteri.
Hal itu diungkap oleh mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) yakni Priyo Sambadha. Baru-baru ini, pria yang pernah bertugas di Istana Kepresidenan selama 30 tahun itu mengungkap cerita misterius di tempatnya bekerja.
Advertisement
Melalui akun twitternya @PSambadha, pendiri Barikade Gus Dur ini menjelaskan Istana Jakarta, terakhir dihuni itu oleh Presiden Soekarno dan keluarganya. Pak Harto dan keluarga tidak tinggal di istana tapi tinggal di kediaman pribadi Jalan Cendana Jakarta.
"Jadi bisa dibayangkan suasana dan aura komplek istana ketika malam hari. Megah, bersih, tapi senyaap," tulisnya, dikutip pada Jumat (10/12/2021).
Di zaman Presiden Soeharto, katanya, tidak ada staf istana di malam hari yang berani masuk ke bangunan istana. Selain memang tidak ada perlunya juga karena selalu aja ada yang 'menganggu'. Bahkan, menurutnya Paspampres kalo patroli komplek tidak pernah sendirian. Minimal berdua atau bertiga, meski bisa jadi karena prosedur tetapnya, bukan karena takut.
Priyo sendiri tidak pernah blusukan malam-malam ke bangunan Istana Merdeka atau Istana Negara. Cerita dimulai manakala Presiden Gus Dur dan keluarga memutuskan untuk tinggal di Istana demi untuk pertimbangan kepraktisan dan efisiensi.
Di era tersebut, ia menjadi jarang pulang. Sebagai ajudan Presiden, ia mendapat satu kamar di Wisma Negara, sebuah bangunan yang terletak di antara Istana Merdeka dan Istana Negara. Bangunan tua 6 lantai berkamar-kamar seperti hotel yang bertahun-tahun juga tidak pernah dihuni. Aromanya khas ruangan kosong lama. Apek.
Dari pada pulang balik Jakarta Bekasi tiap dini hari, ia memilih menginap di Wisma Negara ini meski cerita mistis macam2 sudah puluhan kali ia dengar dari para pegawai istana. "Di istana itu sudah populer cerita tentang hantu seorang gadis kulit putih cantik jelita yang suka menggangu siapa saja. Minimal penampakan sekilas. Konon katanya gadis itu dulu bunuh diri karena hubungan asmaranya dg pemuda Indonesia tak direstui oleh ortunya, pejabat Belanda," katanya.
Cerita paling menegangkan dialaminya pada suatu malam seusai bertugas malam, ia pulang ke wismanya pukul 1.30 dini hari. Saat menuju kamarnya yang berada di lantai tiga. Namun, saat ia masuk ke lift yang akan membawanya naik ke lantai tiga, tak disangka, lift tidak berhenti di lantai tersebut tetapi terus naik ke lantai paling atas, yaitu lantai enam yang berupa aula. Padahal, ia mengaku sudah memencet lantai tiga.
Saat tiba di lantai enam, lift pun terbuka. Ruangan itu gelap gulita. Ada meja bundar dengan beberapa kursi di tiap meja layaknya untuk jamuan atau pertemuan. Semua kosong sepi, kecuali satu meja di sudut kiri.
"Di satu meja di sudut kiri itu alsaya lihat perempuan duduk sendirian membelakangi saya sambil menangis. Saya tahu dia menangis karena dia tertunduk di meja dan saya bisa mendengar isak tangisnya yg sungguh pilu. Lebih tepat ia sdg sesenggukan sendirian dlm kegelapan. Peremluan muda itu memakai rok indah berenda-renda. Warnanya kurang jelas tapi warna terang. Rambutnya kuning emas dikepang apik." tulisnya.
Priyo yang mengaku bukan tipe orang yang mudah takut dengan hal-hal seperti itu, kali ini sangat panik. Ia berkali-kali memencet tombol lift namun tidak ada reaksi. Bahkan, adegan selanjutnya yang harus ia lihat adalah perempuan itu menoleh ke arahnya.
"Dalam temaram saya lihat dia masih sangat belia. Wajahnya cantik tipikal wajah gadis kulit putih eropa. Dg jemarinya, ia mengusap air matanya dengan anggun. Saya masih mematung tak berdaya dg dengkul saya lemas semua," tulis Priyo.
Setelah beberapa detik, akhirnya lift tertutup dan turun ke lantai tiga. Malam itu, di kamarnya di Wisma Negara lantai 3, semalam suntuk perasaannya mendengar sayup-sayup suara musik piano ditambah suara 'gemrengeng' banyak orang mirip orang sedang berpesta.
Setelah mengalami kejadian menegangkan itu, ada satu hal yang dirasakan Priyo. "Tapi anehnya, setelah kejadian malam itu, somehow saya tidak merasa takut lagi jika harus berkeliaran malam hari sendirian di istana," tulisnya.
Nah, itulah cerita pengalaman di Istana Kepresidenan Jakarta yang dialami langsung oleh ajudan Presiden. Utas cerita di twitter ini pun menjadi viral. Dalam dua hari, unggahan ini mendapatkan 57.300 suka, dibagikan ulang 12.100 kali dan dikomentar 540 warganet.
UTAS.
— Priyo Sambadha ?? (@PSambadha) December 8, 2021
Selamat malam Indonesia Raya. Atas permintaan para netizen yg baik hati, di malam yg dingin ini saya akan cerita tth hal2 'misterius' yg sering dijumpai di Istana Kepresidenan yg usianya sudah ratusan tahun itu. Setuju?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Bunuh Ibu Kandung Dengan Tabung Gas di Bogor
- Hujan Guyur Sejumlah Wilayah di Indonesia Hari Ini, Termasuk DIY
- Selalu Ada Pita Merah Saat Peringatan Hari AIDS Sedunia, Ternyata Ini Sejarah dan Maknanya
- Remaja Korban Judi Online Diusulkan Direhabilitasi
- Lapisan Es di Pegunungan Jaya Wijaya Papua Susut dari Tebal 32 Meter Kini Hanya Empat Meter
Advertisement
Proyek Tol Jogja-Solo Ruas Trihanggo-Junction Sleman: Kendaraan Berat Hanya Beroperasi Dinihari di Libur Natal dan Tahun Baru
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Anggota DPR RI Yulius Setiarto Beberkan Alasan Unggah Isu Partai Coklat di Medsos Pribadinya
- KPK Periksa Eks Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi
- Mendag Budi Santoso Bongkar Impor Ilegal Keramik Senilai Rp9,8 Miliar
- Kasus Polisi Semarang Tembak Pelajar: Keluarga Korban Kecewa Tak Dihadirkan di Rapat DPR RI
- Rabu Biru Foundation dan InJourney Kolaborasi Sukseskan Pertanian Berkelanjutan dengan Teknologi Drone
- KPK Sita Uang Rp6,8 Miliar dari OTT Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa
- Ini Daftar Menu Makan Bergizi Gratis Tiap Daerah, Rp10.000 per Porsi
Advertisement
Advertisement