Advertisement
Cegah Perpecahan dengan Pengamalan Nilai Pancasila
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Berbagai bentuk potensi perpecahan bangsa harus diantisipasi dengan baik, salah satunya melalui pengamalan nilai pancasila. Melalui pancasila berbagai bentuk perbedaan bisa dipersatukan.
Anggota DPD RI Cholid Mahmud menjelaskan secara nasional, proses politik dan kepentingan politik sering membawa kepada perbedaaan yang tajam mengarah ke perpecahan antar komponen bangsa. Friksi tersebut sering menjadikan suasana sosial politik yang tegang. Apalagi di era saat ini ketegangan muncul yang biasanya dituangkan dalam media sosial melalui berbagai bentuk ujaran hingga diskusi formal.
Advertisement
“Di sisi lain, orientasi ekonomi kadang menimbulkan suasana kurang nyaman. Pemerintah lebih memihak kepada pemodal kuat dan pemodal asing untuk investasi strategis. Suasana dan orientasi sosial politik dan sosilogis ini jika dibiarkan akan mengarah kepada pembelahan sosial dan mengarah kepada perpecahan bangsa,” katanya diskusi Pancasila di Ngawen, Gunungkidul, Minggu (21/11/2021).
Dalam kondisi ini, menurutnya peran MPR sangat penting dan strategis untuk selalu mengingatkan agar kehidupan bernegara berbangsa dan bermasyarakat selalu dalam koridor nilai-nilai Pancasila. Pancasila dalam negara Kesatuan Republik indonesia memiliki empat kedudukan penting, sebagai dasar dan ideologi negara, pandangan hidup dan pemersatu bangsa. Pancasila menjadi dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara bagi seluruh warga negara Indonesia.
“Pancasila sebagai ideologi negara, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek etika, moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar negara. Dengan segala upaya dan usaha dengan berbagai sektor pemerintah dan masyarakat harus diupayakan,” katanya.
Ia menambahkan sebagai filsafat, Pancasila menjadi pondasi yang menyangga negara agar kokoh, sekaligus merekat segala perbedaan menjadi satu kesatuan. Sehingga perbedaan kesukuan bahasa dan wilayah dan faktor sosiologis lainnya merupakan keistimewaan bangsa Indonesia dan disatukan dalam filosofi ini.
“Etika moral sosial budaya ini sekarang teruji dengan interaksi yang semakin terbuka dengan kemajuan teknologi. Kemajuan ini diharapkan menguatkan nilai etika moral bukan menggerus nilai-nilai luhur ini,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Dapat Bantuan Dana Rp14 Miliar, Ini Ruas Jalan yang Akan Diperbaiki Pemkab Gunungkidul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mendes Nilai Perubahan Iklim Dapat Diatasi Melalui Kemitraan dengan Desa
- Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Menteri AHY Diminta Presiden Rampungkan Ribuan Hektare Lahan Bermasalah di IKN
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
Advertisement
Advertisement