Advertisement
Pengusaha Kuliner Sekitar Candi Borobudur Dilatih Keamanan Pangan

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (Balai Besar POM) di Semarang telah melakukan pengecekan terhadap 32 kuliner di kawasan Candi Borobudur. Kemanan pangan di kawasan wisata ini menjadi salah satu fokus sebab bisa berpengaruh pada kesehatan manusia.
Kepala Balai Besar POM di Semarang, Sandra M.P Linthin menyebutkan pihaknya sudah melakukan skrining terhadap 32 kuliner di kawasan Borobudur. "Hasilnya tidak ditemukan mengandung bahan berbahaya. Memang masih ada yang perlu dicek terkait higienitas dan sanitasinya," katanya, dalam kegiatan Penyuluhan Keamanan Pangan untuk UMK Pangan Siap Saji di Kawasan Wisata Borobudur, Kamis (11/11/2021).
Advertisement
Menurutnya, permasalahan pada keamanan pangan ini bisa terjadi karena tercemar bahan pangan berbahaya, kimia dan mikroba. Karenanya, skrining akan dilakukan dua kali untuk mengakomodasi tidak hanya kuliner tetapi juga pelaku usaha yang memproduksi makanan. Menurutnya, penting untuk tetap menjaga keamanan pangan kuliner dan usaha yang bergerak terkait makanan.
Baca juga: Ada Awan Cumulonimbus di Atas Bandara YIA, Maskapai Diminta Berhati-hati
Pelaku usaha makanan, lanjutnya, harus dikawal untuk bisa mendapat izin edar. Makanan yang dijual dengan masa simpan lebih dari tujuh hari harus punya izin edar. Usaha dengan risiko rendah seperti home industri skala kecil bisa mengurusnya di Dinas Kesehatan. Adapun usaha skala besar dengan risiko tinggi maka pengurusan di Balai Besar POM.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magelang, Adi Waryanto mengatakan keamanan pangan diperlukan untuk mencegah pangan dari cemaran biologis, kimia dan lainnya, yang dapat mengganggu kesehatan dan merugikan manusia. Keamanan pangan juga menyangkut pemberdayaan dan kualitas masyarakat serta agama sehingga harus aman dikonsumsi.
Baca juga: Hujan Guyur DIY Lebih dari 24 Jam, Ini Daftar Bencana yang Ditimbulkan
"Makanan memerlukan proses produksi bahan baku, pengolahan dan distribusi, di mana setiap tahapan berpengaruh pada hasil makanan. Maka yang berbahaya akan berpengaruh buruk pada konsumen. Pengawasan makanan perlu dilakukan agar wisatawan bisa terhindar dari kejadian luar biasa, keracunan pangan," katanya.
General Manager Borobudur dan Manohara, Aryono Hendro Malyanto mengakui pihaknya memiliki kewajiban melayani pengunjung, termasuk memperhatikan keamanan pangan dan kenyamanan, serta giatnya wisata kuliner di Borobudur.
"Perkembangan Covid-19 masih dirasakan di level tiga, tapi saat ini wisata mulai menggeliat. Ini waktu yang baik untuk persiapkan sehingga sudah siap bila nanti giat wisata di Borobudur meningkat. Kami berusaha agar apa yang mereka rasakan, kuliner apa, sangat aman dan layak untuk dikonsumsi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kondisi Medan Tak Stabil, Pencarian Korban di Gunung Kuda Cirebon Dihentikan
- Main Proyek dan Salah Gunakan Wewenang, Dua Pejabat di Kementerian Pertanian Dipecat
- Empat Korban yang Diduga Tertimbun di Gunung Kuda Cirebon Belum Ditemukan
- Kedapatan Berjudi 13 Orang Dihukum Cambuk di Depan Umum oleh Kejaksaan Negeri Bireuen Aceh
- Tahun Ajaran Baru Ada Jam Malam di Jawa Barat, Guru Dilarang Kasih PR
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Barang Bawaan Jemaah Haji Reguler Tahun Ini Bebas Pajak dan Bea Masuk
- Mantan Camat Gajahmungkur Semarang Ungkap Soal Setoran ke Polisi dan Kejaksaan
- 69 Ribu Tanah Wakaf di Jateng Telah Bersertifikat, Taj Yasin Minta Sisanya Dipercepat
- Sohibul Imam Jadi Ketua Majelis Syuro dan Muzammil Jadi Presiden PKS
- Maman Suparman Jelajahi Separuh Indonesia dengan Motor Listrik: Bukti Ketangguhan Inovasi Anak Bangsa di Hari Lahir Pancasila
- Donald Trump Curhat Presiden China Xi Jingping Susah Diajak Bicara Apalagi Bersepakat
- Hadirkan Internet Murah, Kementerian Komdigi Melelang Frekuensi 1,4 GHz
Advertisement
Advertisement