Advertisement

Sejarah 10 November Diperingati Hari Pahlawan

Akbar Evandio
Selasa, 09 November 2021 - 14:57 WIB
Sunartono
Sejarah 10 November Diperingati Hari Pahlawan Logo Hari Pahlawan 201. - kemensos.go.id

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Bangsa Indonesia akan merayakan Hari Pahlawan pada Rabu (10/11/2021) dengan tema ‘Pahlawanku Inspirasiku’.

Mengapa 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan?

Advertisement

Melansir situs resmi Pemerintah Kota Semarang, Selasa (9/11/2021), sejarah dari peringatan Hari pahlawan dimulai dengan terjadi pertempuran besar antara tentara Indonesia dan pasukan Inggris di Surabaya pada 10 November 1945.

Pertempuran ini merupakan perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang merupakan salah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional dan menjadi simbol nasional atas perlawan terhadap kolonialisme.

Setelah gencatan senjata ditandatangani pada 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Meskipun tetap terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.

Bentrokan-bentrokan ini memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur pada 30 Oktober 1945.

Kematian ini membuat Inggris marah pada Indonesia. Pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh pada akhirnya mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945.

Ultimatum ini meminta Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA, serta ancaman akan menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara, jika tidak mentaati perintah.

Selain itu, dikeluarkan instruksi yang berisi semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya pada 10 November 1945 pukul 06.00 di tempat yang telah ditentukan.

Namun, ultimatum ini tidak ditaati rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang dahsyat selama kurang lebih tiga minggu. Pertempuran ini mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, dengan mayoritas warga sipil.

Selain itu, sekitar 150.000 orang terpaksa meninggalkan Kota Surabaya dan 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang, dan luka-luka, serta puluhan alat perang rusak dan hancur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tiga Orang Melamar Jadi Bupati Bantul dan Lima Jadi Wakil Bupati, Kenali Namanya

Bantul
| Rabu, 24 April 2024, 17:22 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement