Advertisement

Pakar: Obesitas Kini Mengancam Peradaban Manusia

Newswire
Kamis, 21 Oktober 2021 - 22:57 WIB
Bhekti Suryani
Pakar: Obesitas Kini Mengancam Peradaban Manusia Ilustrasi obesitas. - Daily Express

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Peradaban manusia pernah terancam oleh kelaparan, perang, dan infeksi yang berhasil diatasi pada abad ke-20, namun saat ini ancaman yang mengintai manusia adalah obesitas akibat kelebihan makanan, kata dokter spesialis bedah saraf Ryu Hasan.

"Sekarang ancaman kita justru kelebihan makanan. Orang gembrot, obesitas adalah masalah peradaban ke depan," kata Ryu, yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia, dalam acara Jakarta Geopolitical Forum V/2021 yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional, Kamis (21/10/2021).

Advertisement

Ryu menjelaskan, infeksi sekitar satu abad lalu pernah memusnahkan 120 juta manusia. Tapi ketika pandemi COVID-19 menyebar ke seluruh Bumi, sebanyak empat juta orang meninggal dunia. Perang yang pernah terjadi pada peradaban manusia membunuh puluhan juta jiwa. Timur Tengah yang masih berlangsung perang sampai saat ini menelan korban ribuan jiwa. Sementara kelaparan pernah membuat negara seperti Ethiopia kehilangan jumlah penduduk.

BACA JUGA: Aturan Perjalanan Dalam Negeri Berubah Lagi! Ini Rinciannya

"Sekarang tidak ada lagi kelaparan yang mengurangi jumlah populasi dunia," kata dia.

Dia berpendapat, obesitas merupakan persoalan global dan menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia sejak 2000. Dari sekian negara yang menyadari bahaya obesitas, hanya Jepang negara yang paling serius menangani obesitas.

"Jepang punya undang-undang anti gembrot sejak 2008," kata Ryu. Mereka menerapkan batas ukuran lingkar pinggang pada laki-laki 84,3 cm dan perempuan 81.3 untuk menentukan seseorang terkena aturan obesitas atau tidak.

Ketika awal diterapkan, orang Jepang belum terlalu menyadarinya. Penyakit akibat obesitas masih banyak menimpa masyarakat. Namun, angka obesitas menurun ketika pemerintah menerapkan denda terhadap perusahaan punya karyawan obesitas.

"Setelah diberlakukan denda dalam dua tahun sejak diundangkan, menurunkan angka kesakitan dan biaya kesehatan yang dikeluarkan," katanya.

Orang obesitas biasanya mudah terserang penyakit seperti diabetes hingga jantung. Ada paradoks bila melihat perilaku manusia mengenai obesitas. Manusia punya gen tidak bisa berhenti makan yang menolong manusia saat mempertahankan hidup.

"Orang yang tidak punya gen tidak bisa berhenti makan, punya peluang hidup lebih tinggi," katanya. Pada akhirnya manusia yang bertahan ialah manusia yang tidak punya gen tidak bisa berhenti makan.

"Ini memberikan keuntungan pada saat sumber daya terbatas," kata Ryu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pengukuran Lahan Terdampak Tol Jogja-YIA Dilakukan, Pakai Teknologi GPS Hasilnya Dijamin Akurat

Kulonprogo
| Kamis, 02 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement