Advertisement
Satgas Covid-19: Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19 Bisa Datang dari Dalam Negeri

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -Ancaman gelombang ketiga Covid-19 justru potensial datang dari dalam negeri. Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Perkiraan tersebut didapat Wiku seiring pengamatan yang dilakukan Satgas terhadap perbandingan jumlah kasus Covid-19 di dalam negeri dan secara global. Menurut Wiku, semenjak gelombang kedua, kurva pergerakan kasus Covid-19 Indonesia dan dunia justru berbanding terbalik.
Advertisement
Ketika kasus global sedang rendah, kasus di Indonesia justru naik. Pun dengan sebaliknya.
"Dari perbandingan pola lonjakan kasus antara dunia dan Indonesia, dapat diambil pelajaran bahwa adanya lonjakan kasus Indonesia pada Juli kemarin nyatanya tidak berkontribusi signifikan pada kasus dunia. Mengingat pada waktu yang sama, dunia tengah mengalami penurunan. Pun sebaliknya, lonjakan kasus beberapa negara tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi Indonesia," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, dikutip Kamis (23/9/2021).
Untuk itu, Wiku meminta masyarakat tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Perbaikan Kabel Bawah Laut Milik Telkom Diprediksi Butuh Waktu Sebulan
Kata Wiku, upaya penjagaan ketat pada batas negara tidak akan banyak membantu penekanan jumlah kasus apabila penularan dalam skala lokal terus terjadi.
"Lonjakan kasus di Indonesia pada Juli lalu tidak disebabkan oleh naiknya kasus global, ataupun datang dari negara lain, melainkan dari dalam Indonesia sendiri. Penyebabnya adalah meningkatnya mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik serta sikap abai pada protokol kesehatan," imbuhnya.
Hingga Selasa (21/9/2021) jumlah kasus Covid-19 aktif di Indonesia tersisa 52.247 kasus, atau hanya sekitar 1,24 persen dibandingkan total kasus kumulatif yang mencapai 4,19 juta lebih.
Wiku mengakui bahwa catatan tersebut adalah pertanda bagus. Penurunan yang ada juga mengisyaratkan bahwa masyarakat semakin patuh dalam menerapkan protokol kesehatan.
Namun, dia juga mengatakan bahwa tidak ada jaminan kasus aktif yang rendah akan bertahan dalam jangka lama.
Wiku mencontohkan situasi di Australia dan Selandia Baru, ketika jumlah kasus aktif sempat menyentuh di bawah 1 persen namun pada akhirnya naik pesat lagi di awal September ini.
"Hal ini menandakan bahwa perbaikan kasus Covid-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan, karena tidak ada jaminan keberhasilan penanganan Covid-19 saat ini akan bertahan seterusnya jika tidak diimbangi dengan upaya perbaikan yang konsisten dan terus menerus," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement

Jadwal KRL Jogja-Solo, dari Stasiun Tugu Hingga Palur Hari Ini
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
- Ratusan Siswa di Garut Diduga Keracunan Makanan MBG
- Deretan Selebritas Dunia Galang Dana untuk Palestina
- Serangan Israel, Warga Palestina yang Tewas Tembus 65.000 Jiwa
Advertisement
Advertisement