Advertisement
Ini Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Turun Drastis
![Ini Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Turun Drastis](https://img.harianjogja.com/posts/2021/09/15/1082887/isolasi-mandiri-2.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kasus infeksi virus Corona penyebab Covid-19 di Indonesia turun drastis. Pada Selasa (14/9/2021) kasus Covid-19 harian RI 4.128 orang, kasus kematian 250 orang, dan jumlah pasien sembuh 11.246 orang.
Dipantau dari laman Worldometers.info, Rabu (15/9/2021), kasus Covid-19 RI dalam sepekan terakhir menurun. Pada periode tersebut, kasus Covid-19 tercatat 33.582 orang. Sementara, sepekan sebelumnya jumlah di angka 50.833.
Advertisement
Dari angka itu, maka tren kasus Covid-19 di RI menurun atau berkurang 34 persen. Kemudian, angka kematian sepekan terakhir 2.259 orang, sedangkan sepekan sebelumnya 4.133 orang. Maka, angka kematian akibat Covid-19 menurun sebesar 14 persen.
Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menuturkan penurunan kasus terjadi karena upaya pembatasan sosial atau PPKM yang sangat ketat.
“Tentu saja kekebalan bisa didapat secara alamiah atau akibat vaksin, tapi pembatasan sosial ketat yang menurunkan jumlah kasus, itu sudah terjadi di berbagai tempat di dunia,” ujarnya dalam acara virtual Kuliah Pakar Magister Sains Biomedis, Universitas YARSI, Jakarta, Rabu (15/9/2021) dikutip dari Tempo.
Dia mencontohkan, di Wuhan China, tempat pertama kali SARS-CoV-2 diidentifikasi, kasus Covid-19 menurun saat belum ada vaksin, termasuk belum ada kekebalan secara alami karena memang virus baru ditemukan.
Wuhan berhasil menurunkan kasus Covid-19 tahun lalu, itu karena lockdown atau pembatasan sosial ketat.
“Jadi upaya protokol kesehatan 3M atau sekarang 5M dan 3T, plus vaksinasi itu jelas menurunkan kasus, tapi sebenarnya protokol kesehatan saja sudah cukup,” kata dia.
Protokol kesehatan yang dimaksud adalah 3M yang terdiri memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak atau ditambahkan dengan menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi, menjadi 5M. Sedangkan 3T merupakan upaya menekan penyebaran virus Covid-19, testing, tracing, dan treatment.
Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu menambahkan bahwa mungkin ada aspek kekebalan yang berpengaruh, tapi belum cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182736/img-20240727-wa0003.jpg)
Peringati Hari Kebaya Nasional, Srikandi PLN Turun ke Jalan Malioboro Menyapa Pelanggan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
- Pemkab Kulonprogo Komitmen Dukung Pembentukan Kawasan Geopark Jogja
Advertisement
Advertisement