Advertisement
Dokumen Terbaru 9/11, Arab Saudi Tak Terlibat Meski 15 Pembajak Adalah Warganya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Sebuah dokumen terbaru yang melihat hubungan antara warga Arab Saudi di AS dengan dua penyerang pada tragedi 9/11, dibuka oleh Biro Intelijen Federal (FBI) Amerika Serikat (AS).
Kerabat korban telah lama mendesak pemerintah AS untuk mengungkapkan dokumen itu. Pejabat Arab Saudi disebut memiliki pengetahuan sebelumnya tetapi tidak mencoba untuk menghentikan serangan itu.
Advertisement
Akan tetapi dokumen tersebut tidak memberikan bukti bahwa pemerintah Saudi terkait dengan rencana 9/11. Padahal, sebanyak 15 dari 19 pembajak pesawat adalah warga negara Arab Saudi.
Baca juga: Kuota Penonton PON Papua di Bawah 10.000 Orang, Termasuk Pembukaan dan Penutupan
Menjelang dokumen itu dibuka ke publik, Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington menyambut baik rencana pengungkapan tersebut dan sekali lagi menyangkal adanya hubungan antara kerajaan dan para pembajak serta menggambarkan klaim tersebut sebagai "salah dan jahat".
Dokumen itu dideklasifikasi pada peringatan 20 tahun serangan teror paling mematikan di tanah AS ketika hampir 3.000 orang tewas setelah empat pesawat dibajak sebelum ditabrakkan ke sejumlah gedung termasuk di New York.
Beberapa keluarga korban telah menekan Presiden Joe Biden untuk membuka rahasia dokumen tersebut dengan mengatakan tidak akan menghadiri upacara peringatan hari Sabtu di New York jika dia tidak siap untuk membeberkannya.
Dokumen FBI setebal 16 halaman itu masih banyak disunting. Hal ini didasarkan pada wawancara dengan sumber yang identitasnya dirahasiakan dan menguraikan kontak antara sejumlah warga negara Arab Saudi dan dua pembajak, Nawaf al-Hazmi dan Khalid al-Midhar.
Baca juga: Antisipasi Kebakaran, Rutan Pajangan Gelar Simulasi Penanganan Bencana
Para pembajak menyamar sebagai pelajar untuk memasuki AS pada tahun 2000. Memo FBI mengatakan bahwa mereka kemudian menerima dukungan logistik yang signifikan dari Omar al-Bayoumi, yang menurut saksi adalah sering berkunjung ke Konsulat Arab Saudi di Los Angeles meskipun status resminya pada saat itu sebagai mahasiswa.
Bayoumi, sumber tersebut mengatakan kepada FBI, memiliki "status yang sangat tinggi" di konsulat.
"Bantuan Bayoumi untuk Hamzi dan Midha antara lain penerjemahan, perjalanan, penginapan dan pembiayaan," menurut memo itu seperti dikutip BBC.com, Minggu (12/9/2021).
Dokumen FBI juga mengatakan ada hubungan antara dua pembajak dan Fahad al-Thumairy, seorang imam konservatif di Masjid Raja Fahad di Los Angeles. Dia digambarkan oleh sumber sebagai "memiliki keyakinan ekstremis".
Baik Bayoumi maupun dan Thumairy meninggalkan AS beberapa minggu sebelum serangan 9/11.
Badan tersebut juga mengutip Jim Kreindler, seorang pengacara untuk kerabat korban 9/11, yang mengatakan bahwa dokumen yang dirilis itu "memvalidasi argumen yang dibuat dalam gugatan hukum mengenai tanggung jawab pemerintah Rab Saudi atas serangan 9/11".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Tetapkan Harvey Moeis Suami Artis Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi Timah
- Prabowo Akan Pasang Foto SBY di Istana Presiden Baru
- AHY Sebut Prabowo Minta Demokrat Siapkan Kader Terbaik untuk Duduk di Kabinet
- BMKG Prediksi Cuaca Kota Besar di Indonesia Cenderung Kondusif
- Korlantas Siapkan Rekayasa Antisipasi 70 Juta Kendaraan Mudik Lebaran 2024
- Jembatan di Baltimore AS Ambruk Ditabrak Kapal, Enam Orang Hilang, Kemenlu RI Pastikan Tidak Ada Korban WNI
- Berikan Diskon Tambah Daya di Bulan Ramadan, PLN Dorong Petumbuhan Ekonomi
Advertisement
Advertisement