Advertisement

Promo Desember

Pembelajaran Tatap Muka, Bagaimana Nasib Startup Edutech?

Janlika Putri Indah Sari
Jum'at, 03 September 2021 - 09:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Pembelajaran Tatap Muka, Bagaimana Nasib Startup Edutech? Guru mengajar muridnya di ruang kelas di SMK Negeri 7 Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/8/2021). Pemprov Jawa Timur memulai pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di 2.536 SMA/SMK dan SLB di 20 kabupaten/kota di Jawa Timur yang telah menerapkan PPKM Level 2 dan 3, sedangkan di wilayah PPKM level 4 kegiatan PTM secara terbatas belum digelar. ANTARA FOTO - Didik Suhartono

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura menyampaikan pembelajaran tatap muka yang sudah dimulai di beberapa tempat tidak mampu memengaruhi pamor perusahaan rintisan sektor pendidikan (startup edutech).

“Menurut saya tidak akan berpengaruh pada penggunanya. Itu karena edutech ini kan dibuat sebagai suplemen tambahan dari sekolah. Artinya, kendati sekolah tatap muka sudah jalan, bukan berarti nanti penggunanya tidak menggunakan aplikasinya lagi,” katanya, Kamis (2/9/2021).

Advertisement

Tesar juga mengatakan jika kembalinya pembelajaran tatap muka tidak membuat investor mundur. Setiap startup edutech sudah merancang market segmen, dengan kata lain perusahaan sudah memprediksi keadaan pasar, termasuk menghitung kemampuan para pengguna untuk membayar aplikasi mereka.

Dia menilai investor akan tertarik dengan melihat dari transaksi aplikasi tersebut. Jika rating aplikasi masih menanjak maka masih tetap potensial di buru investor.

Selain itu, berjalanya sekolah tatap muka tidak akan menggeser eksistensi edutech. Itu karena memang fungsinya adalah untuk mengantikan bimbingan belajar offline bukan sekolah.

Tesar menuturkan dengan kembalinya pembelajaran tatap muka teknologi edukasi harus tetap fokus sebagai tambahan materi di luar sekolah. Dengan begitu, anak yang mengikuti pembelajaran secara online melalui layanan dari edutech akan memperoleh nilai lebih baik dari anak yang tidak menggunakan.

“Sebenarnya yang harus juga di edukasi orang tuanya, bukan hanya murid atau siswanya. Biasanya orang tua yang memiliki keinginan supaya anaknya masuk rangking dan nilainya bagus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemkot Berupaya Turunkan Kesenjangan dan Kemiskinan dengan Gandeng Gendong

Jogja
| Jum'at, 13 Desember 2024, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku

Wisata
| Selasa, 10 Desember 2024, 17:38 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement