Advertisement
Mirip! Ini Perbedaan Gejala Covid-19, DBD, dan Malaria
                Ilustrasi demam yang bisa menjadi gejala Covid-19, DBD, dan Malaria - istimewa
            Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Selain membuat udara menjadi sejuk, musim hujan juga membawa sejumlah penyakit seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD). Namun, malaria, DBD, dan Covid-19 ternyata memiliki banyak gejala yang sama.
DBD dan malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor dan wabah menyebar secara sporadic. Kehadiran Covid-19 di Indonesia dan dunia dapat memungkinkan ketiga infeksi menyebar secara bersamaan dan memicu kekhawatiran.
Advertisement
Meskipun berbeda jenis penyakit, ketiganya disebabkan oleh virus dan dapat menginfeksi tubuh dan menyebabkan banyak gejala, yang terutama bersifat pernapasan dan menyebabkan peradangan. Hal ini lantas membuat bingung masyarakat.
Melansir dari Times of Indian pada Kamis (26/8/2021), berikut adalah cara membedakan gejala Covid-19, DBD, dan malaria:
1. Demam berdarah (DBD)
Penyakit ini dapat disebabkan oleh empat jenis nyamuk pembawa virus dapat menyebabkan gejala seperti demam sangat tinggi, sakit kepala parah, nyeri sendi dan otot. Di saat yang sama menimbulkan gejala gastrointestinal seperti mual, sakit perut dan diare.
2. Malaria
Sementara malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium menyebabkan gejala yang parah seperti demam yang melemahkan disertai dengan menggigil, mialgia yang hebat, sakit kepala, kelelahan, berkeringat dan kadang-kadang, kejang (dalam kasus yang jarang terjadi).
3. Covid-19
Seseorang yang terinfeksi Covid-19 dapat menyebabkan sejumlah gejala yang dapat menyerang orang secara berbeda, baik itu ringan, sedang atau berat.
Beberapa ciri umum dari Covid-19 adalah demam yang meningkat, kedinginan, batuk, pilek, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, sakit kepala, mialgia, kelelahan, dan kelemahan yang hebat.
Apakah ada gejala yang harus diwaspadai?
Gejala yang tumpang tindih sulit untuk membedakan antara penyakit atau menunda pengobatan tepat waktu. Namun, ada beberapa perbedaan kecil yang mencolok antara ketiga penyakit tersebut, antara lain:
- Hilangnya indra penciuman dan perasa mungkin hanya ada pada pasien Covid-19.
- Saluran pernapasan bagian atas dan tanda-tanda peradangan seperti batuk, perubahan suara, iritasi tenggorokan mungkin tidak muncul pada DBD dan malaria. Itu adalah ciri khas utama dari infeksi Covid-19.
- Gejala gastrointestinal, seperti mual dan diare mungkin tidak selalu menimpa mereka yang terinfeksi Covid-19 (karena gejala tersebut terkait dengan varian virus yang lebih baru, bukan jenis aslinya).
- Sesak napas, nyeri dada, atau masalah pernapasan biasanya tidak menyertai DBD dan malaria.
- DBD dan malaria sering dimulai dengan sakit kepala atau lemas, yang mungkin tidak selalu terjadi jika Anda telah terpapar Covid-19.
Terlepas dari gejala di atas, DBD, malaria, dan Covid-19 memiliki beberapa perbedaan yang mungkin ingin diketahui oleh seseorang yang dicurigai terinfeksi, di antaranya:
1. Waktu inkubasi dan gejala penyakit berbeda
Gejala Covid-19 dapat muncul hanya dalam 2-3 hari pascakontraksi. Sedangkan malaria dan DBD, penyebaran melalui gigitan nyamuk memiliki waktu yang lebih lama, bahkan terkadang menyerang dalam waktu 22-25 hari.
2. Intensitas dan jenis
Infeksi Covid-19 jauh lebih parah dan kompleks, serta dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Tingkat keparahan juga berkorelasi dengan faktor risiko yang signifikan, termasuk usia dan kekebalan, yang biasanya tidak terlihat pada DBD dan malaria.
3. Menular dan tidak
DBD dan malaria merupakan penyakit tidak menular, di mana tidak dapat menyebar dari orang ke orang. Sedangkan Covid-19 sangat menular.
4. Risiko terpapar
DBD dan malaria dianggap lebih berisiko bagi seseorang yang tinggal di daerah tropis, seperti Indonesia, dengan risiko yang diketahui sama. Namun, Covid-19 dapat menyerang kapan saja dan menyebar melalui area penularan yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BBMKG Denpasar Sebut Fenomena Bulan Purnama Picu Rob di Bali
 - Setelah 20 Tahun, GEM Dibuka dan Pamerkan 100 Ribu Artefak Kuno
 - Krisis Air Tehran, Stok Air Minum Diprediksi Habis dalam 2 Pekan
 - Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
 - Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
 
Advertisement
    
        Mortir Peninggalan Perang Dunia II Ditemukan di Cokrodiningratan Jogja
Advertisement
    
        Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Paidi Terpilih Aklamasi Pimpin Golkar Bantul 2025-2030
 - Gelar Militer Pangeran Andrew Dicabut Raja Charles
 - Elpiji Oplosan: Sukoharjo Perketat Distribusi 3 Kg
 - PDAM Tirta Sembada Beri Ruang Aktualisasi Diri Generasi Muda
 - Salama Dua Hari, Sembilan Awan Panas Guguran Terjadi di Gunung Merapi
 - Sabet Tiga Gelar Juara di Tur Eropa, Ini Kata Jonatan Christie
 - Prediksi Timnas Indonesia vs Zambia di Piala Dunia U-17 2025
 
Advertisement
Advertisement


            
