Advertisement
Canggih! Pemilihan Perdana Menteri Malaysia Bisa Dilakukan via WhatsApp

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Muhyiddin Yassin resmi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Malaysia pada Senin (16/8/2021) setelah sekitar 17 bulan menjabat. Proses pemilihan pengganti Muhyiddin pun masih terus dilakukan dengan sejumlah penyesuaian di tengah pandemi Covid-19.
Dilansir dari Bloomberg, pada Selasa (17/8/2021), anggota parlemen Malaysia harus menyerahkan nama calon perdana menteri baru ke Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, pada Rabu (18/8/2021) waktu setempat, pukul 4 sore.
Advertisement
Berdasarkan pengumuman dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Malaysia Azhar Azizan Harun, anggota parlemen harus merahasiakan isi surat pernyataannya hingga Sang Raja memutuskan anggota parlemen mana yang mendapat dukungan mayoritas.
BACA JUGA: Merapi Masuki Fase Ekstrusi, 10 Awan Panas Muncul dalam 2 Hari
Uniknya, mereka dapat mengirimkan nama calon PM yang baru kepada pihak kerajaan melalui email, faksimili, dan bahkan WhatsApp.
Metode pemilihan seperti ini ternyata legal di Malaysia karena konstitusi memungkinkan Raja Malaysia untuk mengambil kebijakan pribadi dalam urusan kenegaraan, salah satunya pengangkatan perdana menteri.
Adapun, pengunduran Muhyiddin dari jabatan perdana menteri dikabarkan disebabkan oleh tekanan dari banyak pihak. Dia dinilai gagal mengatasi krisis di multisektor akibat pandemi Covid-19.
Namun, hingga perdana menteri baru dipilih, Muhyiddin tetap menjabat sebagai perdana menteri sementara.
Di sisi lain, kendati sempat diwaranai gejolak, kali ini beberapa partai politik menunjukkan kesediaan mereka untuk mengesampingkan perbedaan mereka untuk membentuk pemerintahan yang lebih inklusif.
Kesepakatan tersebut muncul setelah Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah bertemu dengan para pemimpin partai pada hari ini, (17/8/2021) di mana dia mengingatkan mereka tentang pentingnya tetap bersatu untuk memerangi wabah Covid-19 dan menghidupkan kembali perekonomian, menurut Anwar.
“Kami masing-masing memberikan pandangan kami tetapi tampaknya ada pemahaman, konsensus untuk mengakhiri politik kami yang lama, melelahkan, dan membosankan,” kata Anwar Ibrahim setelah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement