Advertisement
Survei Dampak Pandemi: Orang Kaya Makin Jaya, Yang Miskin Kian Papa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -Sebuah survei baru-baru ini mengungkap dampak pandemi terhadap kondisi ekonomi warga dunia.
Lebih dari lima juta orang menjadi jutawan baru di seluruh dunia selama tahun 2020 meskipun ada ganggaun ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Advertisement
Sementara itu pada sisi lain banyak orang miskin menjadi lebih miskin meski orang kaya meningkat 5,2 juta menjadi 56,1 juta secara global, menurut penelitian Credit Suisse seperti dikutip BBC.com, Rabu (23/6/2021).
Pada 2020 lebih dari 1 persen orang dewasa di seluruh dunia menjadi jutawan untuk pertama kalinya. Pulihnya pasar saham dan melonjaknya harga rumah membantu meningkatkan kekayaan mereka. Penciptaan kekayaan tampaknya 'benar-benar terlepas' dari kesengsaraan ekonomi akibat pandemi, kata para peneliti.
Anthony Shorrocks, ekonom dan penulis Laporan Kekayaan Global, mengatakan pandemi memiliki dampak jangka pendek yang akut pada pasar global, tetapi menambahkan kondisi itu sebagian besar terbalik pada akhir Juni 2020.
"Kekayaan global tidak hanya stabil dalam menghadapi gejolak seperti itu, tetapi pada kenyataannya meningkat pesat di paruh kedua tahun ini," katanya.
BACA JUGA: Ini 8 Lokasi dan Jadwal Vaksinasi Covid-19 di DIY
Akan tetapi, perbedaan kekayaan antara orang dewasa melebar pada tahun 2020, dan Shorrocks mengatakan jika kenaikan harga aset, seperti kenaikan harga rumah, dihapus dari analisis, "maka kekayaan rumah tangga global mungkin jatuh".
"Dalam kriteria kekayaan yang lebih rendah ketika aset keuangan kurang lazim dimasukkan, kekayaan cenderung tidak bergerak, atau, dalam banyak kasus, mengalami kemunduran," katanya.
"Beberapa faktor mendasar kemungkinan akan mengoreksi diri dari waktu ke waktu. Misalnya, suku bunga akan mulai naik lagi di beberapa titik, dan ini akan mengurangi harga aset."
Sementara itu, total kekayaan global tumbuh sebesar 7,4 persen, menurut laporan itu. Sejak awal abad ke-21, jumlah orang dengan kekayaan antara US$10.000 dan US$100.000 telah meningkat lebih dari tiga kali lipat dari 507 juta pada tahun 2000 menjadi 1,7 miliar pada pertengahan 2020.
Peningkatan tersebut mencerminkan "kemakmuran yang tumbuh di negara-negara berkembang, terutama China, dan perluasan kelas menengah di kelompok negara tersebut".
Nannette Hechler-Fayd, kepala investasi Credit Suisse, mengatakan: "Tidak dapat disangkal tindakan yang diambil oleh pemerintah dan bank sentral untuk mengatur program transfer pendapatan besar-besaran untuk mendukung individu dan bisnis yang paling tdrdampak pandemi, dan dengan menurunkan suku bunga, telah berhasil menghindari krisis global skala penuh. Dia menambahkan bahwa penurunan suku bunga oleh bank sentral mungkin memiliki dampak terbesar.
"Ini adalah alasan utama mengapa harga saham dan harga rumah berkembang pesat, dan ini diterjemahkan langsung ke dalam penilaian kami atas kekayaan rumah tangga " katanya. Akan tetapi dia menambahkan bahwa intervensi ini "datang dengan biaya yang besar".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik
- Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani
- Adik Aniaya Kakak hingga Meninggal di Kalikotes Klaten, Penyebab Masih Misteri
- Bus Eka Seruduk Truk Muatan Keramik di Tol Kebakkramat Karanganyar, 1 MD 4 Luka
Berita Pilihan
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
Advertisement
Mempercepat Penanganan, Pemkab Kulonprogo Bikin Rembug Stunting
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi Minta Prabowo-Gibran Persiapakan Diri Usai Ditetapkan KPU
- Wapres Ma'ruf Amin Segera Temui Gibran, Ini yang Akan Dibahas
- Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Penetapan Pemenang Pilpres 2024, Prabowo: Tinggalkan Sakit Hati
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Advertisement