Advertisement

Corona Meledak, WHO Sarankan Indonesia Tarik Rem Darurat

Aprianus Doni Tolok
Kamis, 17 Juni 2021 - 22:07 WIB
Bhekti Suryani
Corona Meledak, WHO Sarankan Indonesia Tarik Rem Darurat Foto aerial kendaraan melintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (11/10/2020). Pemprov DKI Jakarta memutuskan akan mengurangi kebijakan rem darurat secara bertahap dan akan kembali memasuki Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi yang mulai diberlakukan pada 12 - 25 Oktober 2020. ANTARA FOTO - Galih Pradipta

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan dunia (WHO) menyarankan pemerintah Indonesia untuk menerapkan pembatasan sosial yang lebih besar di wilayah-wilayah dengan peningkatan signifikan kasus Covid-19 akibat mutasi virus.

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (17/6/2021), WHO mencatat bahwa peningkatan drastis tingkat hunian tempat tidur di Indonesia harus menjadi perhatian utama sehingga penerapan langkah-langkah kesehatan dan sosial yang lebih ketat perlu diambil, termasuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Advertisement

“Dengan meningkatnya penularan karena varian kekhawatiran, diperlukan tindakan segera untuk mengatasi situasi di banyak provinsi,” ujar pihak WHO.

Hal serupa juga disampaikan oleh Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban.

Dia menilai upaya ekstrem seperti karantina wilayah alias lockdown bisa menjadi opsi yang bisa diambil pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus Corona.

“Meski tak populer di Indonesia, namun kebijakan lockdown terbukti efektif di beberapa negara. Sebut saja di India, yang dari 400 ribu kasus per hari, turun menjadi 70 ribu. Saya rasa, pandemi akan sulit terkendali jika jarak sosial ekstrem tidak diperaktikkan,” cuitnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Kamis (17/6/2021).

Adapun, peningkatan kasus positif di beberapa daerah disebabkan oleh virus Corona varian Delta yang berasal dari India. Varian ini diketahui lebih menular jika dibandingkan dengan varian lainnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dilansir dari medicalnewstoday.com, profesor virologi dan Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London di Inggris, Wendy Barclay menjelaskan bahwa varian Delta sekitar 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alfa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Pemkab Sleman Sosialisasikan Program Kampung Hijau

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement