Advertisement
Ditemukan 26 Mutasi Covid di Indonesia, Ahli: Masih Berkembang
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Hingga kini, para pakar terus menganalisa dampak dari 26 mutasi virus penyebab Covid-19 di Indonesia karena mutasi varian virus tersebut masih mungkin berkembang.
Hal itu disampaikan Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Advertisement
"Mutasi dan berbagai hal lain tentang Covid-19 nampaknya masih mungkin berkembang dan berubah, dan tentunya perlu kita waspadai dan antisipasi," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (21/5/2021).
Tjandra mengatakan beberapa hari lalu Kementerian Kesehatan mengungkapkan ada 26 mutasi virus Covid-19 baru yang telah masuk ke Indonesia.
Mutasi baru itu terdiri atas 14 kasus B117 asal Inggris, dua kasus B1351, dan sepuluh kasus B1617.
Baca juga: Firli Bahuri Klaim Tak Pernah Berfikir Pecat 75 Pegawai KPK
"Kalau ada varian atau mutasi baru Covid-19 maka para pakar selalu menganalisa dampaknya terhadap empat hal," katanya.
Analisa dampak tersebut di antaranya kemampuan diagnosis dengan PCR, kemungkinan peningkatan penularannya, kemungkinan penyakit menjadi makin berat, serta apakah ada dampaknya terhadap efikasi vaksin.
Sehubungan yang terjadi di negara kita, kata Tjandra, ada tiga hal yang dapat dibahas para pakar.
"Pertama, 26 kasus mutasi baru ini tentu berdasar temuan sejauh ini. Kalau jumlah yang diperiksa makin banyak maka bukan tidak mungkin akan ditemukan lagi kasus-kasus yang lain," ujarnya.
Kedua, sebagian dari 26 kasus mutasi baru di Indonesia adalah pekerja migran yang pulang ke Indonesia dengan pesawat terbang.
"Sudah menjadi semacam best practice kalau ditemui seorang kasus penyakit menular seperti Covid-19 ini di pesawat maka semua yang duduk dua baris di depan dan dua baris di belakangnya juga turut diperiksa,'" ujarnya.
Situasi itu persis seperti kasus yang dialami atlet nasional badminton All England pada Maret 2021. Saat itu di pesawatnya ada kasus Covid-19 dan akhirnya mereka terpaksa dikarantina walau semua terbukti sehat dan sudah siap bertanding.
Ketiga, kata Tjandra, akan dilakukan analisa genomik lebih mendalam terhadap varian baru virus Covid-19.
"Sehingga yang B1617 misalnya, dapat diketahui apakah termasuk sub tipe B1617.1, B1617.2 dan B1617.3, yang masing-masing berbeda perangainya dan kemungkinan bahayanya bagi manusia," ujarnya.
Di Inggris, jumlah B1617.2 meningkat dua kali lipat, mulai dari 1.313 kasus pada Kamis (13/5/2021) menjadi 2.323 kasus pada Senin (17/5/2021).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Wanita 60 Tahun Lolos ke Kontes Miss Argentina karena Tampak Awet Muda
- Agresi Israel, Penduduk Gaza Diperkirakan Krisis Pangan dalam Enam Pekan Lagi
- Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur
- Jokowi Siapkan Program Unggulan untuk Prabowo-Gibran
- Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Advertisement