Advertisement
Tak Gubris Kata Biden, Serangan Israel ke Gaza Terus Berlanjut
Gedung al-Jalaa tempat Associated Press (AP) dan Al Jazeera berkantor di Kota Gaza dilanda serangan udara Israel, Sabtu (15/5/2021)./Antara - Reuters/Ashraf Abu Amrah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Jet tempur Israel terus membombardir Jalur Gaza, Palestina hingga Rabu (19/5/2021) malam. Serangan itu meratakan bangunan tempat tinggal warga di lokasi tersebut. Jumlah korban tewas menjadi terus bertambah menjadi sedikitnya 227 orang termasuk 64 anak-anak.
Kementerian kesehatan Gaza menyatakan bahwa selain memakan korban anak-anak, dari jumlah korban tewas tersebut sebanyak 38 orang di antaranya adalah wanita.
Advertisement
Memasuki hari ke-10 dari meningkatnya kekerasan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden membahas peristiwa Gaza dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam pembicaraan itu dia meminta perdana menteri tersebut menurunkan intensitas serangan untuk menuju gencatan senjata.
Namun, Netanyahu mengatakan setelah melalukan kontak telepon dengan Biden bahwa dia "bertekad" untuk terus membombardir Gaza sampai "tujuan Israel tercapai".
Sementara itu, upaya diplomatik untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah gagal mencapai kemajuan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca DIY Kamis 20 Mei, Hujan Lebat dan Angin Kencang Masih Berpotensi di 2 Wilayah Ini
Amerika Serikat terus memblokir Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak diakhirinya serangan Israel dengan mengatakan kepada para diplomat bahwa pernyataan publik tidak akan membantu menenangkan ketegangan.
Sementara itu, Prancis menyatakan sedang berbicara dengan tetangga Israel, Mesir dan Yordania terkait resolusi gencatan senjata yang baru. China mengatakan mendukung proposal Prancis.
Dalam perkembangan lain, kelompok hak asasi manusia (HAM) mendesak penyelidikan independen atas serangan Israel di Gaza.
Kelompok hak asasi manusia Palestina, Al Haq menyerukan penyelidikan internasional atas serangan Israel di Gaza, termasuk terhadap jurnalis dan perusahaan media.
Kelompok itu merujuk pada penghancuran menara al-Jalaa, yang merupakan kantor Al Jazeera dan The Associated Press sebagai tindakan "melanggar hukum".
“Negara-negara anggota PBB harus "mengutuk serangan Israel yang tidak beralasan atas kantor media," ujar Al Haq seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (20/5/2021).
Disebutkan bahwa PBB harus menekan Israel untuk memperlakukan awak media sebagai warga sipil serta perusahaan media sebagai objek sipil yang harus dilindungi dan dihormati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Naik DAMRI Jogja-Semarang, Lewat Borobudur hingga Kota Lama
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Nataru, Cabai Murah Dijual di Dispertapang Kulonprogo
- Cek Lokasi SIM Corner di Jogja, Ini Jadwalnya
- Polres Bantul: Penipuan Masih Tertinggi, Curat Naik
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS, Galeri24 Meroket
- Reforma Agraria Dongkrak Usaha Gula Semut Warga Menoreh
- Arsenal Singkirkan Palace lewat Adu Penalti Dramatis
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
Advertisement
Advertisement



