Advertisement
Virus Corona Varian India Terdeteksi di 44 Negara, Ini yang Perlu Diketahui
Tenaga medis berupaya menyelamatkan pasien di tengah serangan gelombang kedua Covid-19 di India. - Express Photo by Amit Chakravarty
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan virus Corona mematikan yang menyebabkan tsunami kematian di India kini terdeteksi di 44 negara. Hal ini mendesak lebih banyak penelitian untuk memahami keparahan dan kecenderungannya menyebabkan infeksi ulang.
Varian virus tersebut, yang diidentifikasi pada Oktober, menghasilkan tiga versi yakni B.1.617.1, B.1.617.2 dan B.1.617.3. Di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, India tercatat sebagai negara dengan krisis virus corona terburuk saat ini.
Advertisement
Meskipun mungkin ada perbedaan penting di antara ketiganya, bukti yang tersedia terlalu terbatas untuk membedakan mereka secara individual, kata WHO dalam sebuah laporan. Setiap dampak pada efektivitas vaksin atau terapeutik masih belum pasti.
Analisis awal menunjukkan B.1.617.1 dan B.1.617.2 memiliki tingkat pertumbuhan yang jauh lebih tinggi daripada varian lain yang beredar di India, menunjukkan potensi peningkatan penularan. Varian itu dengan cepat muncul di banyak negara.
Garis keturunan B.1.617 adalah varian keempat yang menjadi perhatian yang ditunjuk oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, label yang menandainya sebagai salah satu varian paling mengkhawatirkan yang membuat frustrasi perjuangan global melawan pandemi.
Varian B.1.617, kadang-kadang disebut sebagai "mutan ganda" karena dua mutasi pada protein lonjakan strain, memicu gelombang dramatis kasus Covid-19 di India yang membanjiri rumah sakit dan krematorium. Setelah infeksi harian yang dilaporkan turun menjadi kurang dari 20.000 kasus pada awal Maret, kurva epidemi naik hampir secara eksponensial melebihi 300.000 selama hampir tiga minggu.
Selain varian virus di negara yang padat berpenduduk sekitar 1,4 miliar orang itu, WHO mengatakan bahwa beberapa acara pertemuan massal agama dan politik yang meningkatkan percampuran sosial dan mengurangi kepatuhan pada tindakan jarak sosial juga berperan dalam krisis saat ini.
“Kontribusi pasti dari masing-masing faktor ini pada peningkatan penularan di India tidak dipahami dengan baik,” kata laporan itu, dilansir Bloomberg, Rabu (12/5/2021).
Studi laboratorium pendahuluan yang menunggu tinjauan menyarankan pengurangan netralisasi oleh antibodi, yang menyiratkan bahwa beberapa vaksin mungkin kurang efektif. Studi yang lebih kuat sangat dibutuhkan, menurut laporan itu.
Khawatir masuknya infeksi dan memperhatikan varian baru, negara-negara termasuk Singapura, Inggris, Australia dan Tanzania telah membatasi perjalanan ke dan dari India. Ahli epidemiologi juga telah menyuarakan keprihatinan bahwa skala wabah di India dapat menyebabkan mutasi virus tambahan, berpotensi memperpanjang bencana untuk India dan seluruh dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Revisi Perda KTR Kulonprogo Picu Dua Kubu Berseberangan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik, 21 November 2025
- Gunungkidul Nol Desa Tertinggal, 140 Kalurahan Sudah Mandiri
- Cek Jadwal dan Tarif DAMRI Jogja-Semarang PP, 12 November 2025
- I-Green Karya Siswa MAN 2 Yogyakarta Raih Juara 3 Nasional
- PSS Tanpa Fahri Kontra Deltras, Trio Injai-Dion-Riko Siap Comeback
- Plunyon Raup 63 Ribu Wisatawan, Kaliurang Tetap Unggul
- Legislator Perempuan DIY Minim, Patriarki Masih Dominan
Advertisement
Advertisement




