Advertisement
Waduh! Ramadan Ini, BPOM Temukan Banyak Produk Pangan Ilegal
Kepala Badan POM, Penny Kusumastuti Lukito. - Antara\\r\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan berbagai jenis pangan ilegal di sejumlah daerah selama Ramadan 2021 ini.
"Selama Ramadan hingga menjelang hari Raya Idulfitri, Badan POM bersama dengan Unit Pelaksana Teknis [UPT] Badan POM, yang terdiri atas 33 Balai Besar/Balai POM dan 40 Loka POM di Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia melakukan Intensifikasi Pengawasan Pangan," kata Kepala BPOM Penny K Lukito, dikutip dari Antara--jaringan Harianjogja.com, Jumat (7/5/2021).
Advertisement
Hingga minggu keempat April 2021, petugas menemukan produk pangan impor Tanpa Izin Edar (TIE) terbanyak di 5 wilayah kerja yaitu BBPOM di Jakarta, BBPOM di Serang, BPOM di Batam, BBPOM di Bandar Lampung, dan Loka POM di Tangerang.
Selain pangan TIE, kata Penny, hasil pengawasan juga menemukan produk pangan kedaluwarsa dan rusak. Temuan pangan kedaluwarsa terbanyak ditemukan di wilayah kerja BPOM di Ambon, BPOM di Manokwari, BPOM Palu, Loka POM di Kepulaian Sangihe, dan Loka POM di Kepulauan Morotai.
Sementara itu, temuan produk pangan rusak terbesar ditemukan di wilayah kerja BBPOM di Serang, BBPOM di Yogyakarta, BBPOM di Makassar, BBPOM di Palembang, dan BPOM di Kendari.
“Temuan tersebut merupakan hasil dari pengawasan yang dilakukan terhadap 2.011 sarana peredaran, baik dari sarana retail, gudang distributor atau importir,” katanya.
Baca juga: Dilarang Mudik, Perantau di Gunungkidul Kirimkan Bingkisan Lewat Pos untuk Keluarga
Menurut Penny, jika dibandingkan dengan data intensifikasi pangan tahun lalu, hasil temuan tahun ini menunjukkan penurunan produk yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK), baik produk kedaluwarsa, TIE, dan rusak.
“Sebanyak 40,28 persen temuan merupakan produk yang Tidak Memenuhi Ketentuan [TMK]. Dari sejumlah sarana yang diperiksa, juga ditemukan 125.231 kemasan atau sebanyak 4.419 item produk kedaluwarsa, TIE, dan rusak," katanya.
Menurutnya, produk-produk tersebut telah diamankan di wilayah setempat dan pemusnahan oleh pelaku usaha yang disaksikan oleh petugas pengawas dari Badan POM.
Selain pengawasan terhadap pangan olahan, BPOM juga melakukan sampling dan pengujian terhadap 8.144 sampel pangan jajanan buka puasa atau takjil, dengan temuan sampel yang mengandung bahan berbahaya, yaitu formalin (0,45 persen), boraks (0,59 persen), dan rhodamin B (0,73 persen).
Dia menambahkan para penjual pangan jajanan buka puasa yang menjual produk mengandung bahan berbahaya akan diberikan pembinaan bersama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Kerja Sama
Pelaksanaan Intensifikasi Pengawasan Pangan juga dilakukan dengan kerja sama lintas sektor terkait, meliputi Dinas Kesehatan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Intensifikasi Pengawasan Pangan dilakukan dari awal April sampai dengan akhir Mei 2021.
"Selama bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri, BPOM berkomitmen untuk mengawal keamanan pangan dan melindungi kesehatan masyarakat, sekalipun dalam masa darurat pandemi Covid-19," jelasnya.
Penny menegaskan kepada pelaku usaha pangan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan dalam menjalankan usahanya.
“Masyarakat juga harus menjadi konsumen cerdas dalam memilih pangan aman dengan selalu melakukan cek kemasan, cek label, cek izin edar, dan cek kedaluwarsa sebelum membeli atau mengonsumsi pangan olahan,” demikian Penny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setelah 20 Tahun, GEM Dibuka dan Pamerkan 100 Ribu Artefak Kuno
- Krisis Air Tehran, Stok Air Minum Diprediksi Habis dalam 2 Pekan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- PSM Imbangi Madura United 1-1
- Onad Positif Ganja-Ekstasi, Status Masih Korban Narkoba
- 23 Tewas Akibat Ledakan Supermarket di Meksiko
- Sidak Ungkap Higiene SPPG Gunungkidul Belum Tertib
- Alasan Donald Trump Ancam Hentikan Bantuan dan Mungkin Serang Nigeria
- Insiden Penusukan di Kereta Inggris, 9 Korban Kritis
- Kulonprogo Jadi Lokasi Pusat Sekolah Rakyat DIY
Advertisement
Advertisement




