Advertisement
Vaksinasi Covid-19 Menurun Selama Ramadan
Petugas menyuntikan vaksin Covid-19 kepada pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang diberikan untuk pekerja publik dan lansia itu dimulai dari pedagang Pasar Tanah Abang. ANTARA FOTO - Hafidz Mubarak A
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan tren vaksinasi Covid-19 harian selama Ramadan mengalami penurunan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, rerata jumlah penyuntikkan selama Ramadan berada di kisaran 200 hingga 250 ribu dosis per hari.
Advertisement
"Di bulan April terjadi penurunan penyuntikan per hari, saat puasa juga terjadi penurunan dosis penyuntikannya karena awal-awal puasa mungkin masih beradaptasi dengan kondisi tersebut," kata Nadia dalam diskusi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Minggu (18/4/2021).
Selain itu, Nadia menerangkan tren penurunan penyuntikan tersebut juga disebabkan karena jumlah dosis vaksin Covid-19 yang terbatas. Pada bulan Maret, jumlah stok vaksin jadi mencapai 18 juta. Hanya saja, stok itu mengalami penurunan sekitar 7 hingga 15 juta pada April.
BACA JUGA: Hati-hati dengan Cyber Stalking lewat Status Online WhatsApp
Saat ini, sebanyak 10.801.244 orang sudah disuntik vaksin dosis pertama. Jumlah tersebut baru mencapai 26,77 persen dari total target vaksinasi tahap pertama dan kedua.
Sementara itu, sebanyak 5.889.716 orang atau sekitar 14,60 persen sudah disuntik vaksin dosis kedua. Adapun, jumlah target vaksinasi tahap pertama dan kedua dengan target pelayan kesehatan, petugas publik dan lansia mencapai 40.349.051.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan persaingan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 di dunia internasional semakin ketat. Latar belakangnya, karena sejumlah negara produsen vaksin berupaya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka masing-masing.
Teranyar, India sebagai negara pemasok hampir 60 persen distribusi vaksin secara global mengarahkan perhatiannya untuk memenuhi kebutahan domestiknya. Alasannya, di negara itu, terjadi tren peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19.
“Vaksin ini rebutan di seluruh dunia makin lama makin keras rebutannya, terakhir ini karena ada lonjakan kasus di India, dia ingin memastikan vaksin yang diproduksi dalam negeri diprioritaskan di India dulu,” kata Budi dalam diskusi daring bersama PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Minggu (18/4/2021).
Sikap protektif India itu, lebih dahulu telah dilakukan oleh sejumlah negara penghasil vaksin lainnya seperti Amerika dan Inggris. Hal itu disebabkan adanya peningkatan kasus di negara mereka masing-masing.
“Jadi yang ekspor vaksin hanya India, China dan Rusia. India merasa kenapa saya tidak boleh untuk menahan agar produksinya di India dulu,” tuturnya.
Langkah India itu lantas diikuti dengan aksi pembalasan dari sejumlah negara yang menyediakan bahan baku pembuatan vaksin. Belakangan sejumlah negara itu menahan ekspor bahan baku vaksin ke India.
“Jadi agak complicated, syukur Indonesia supply vaksinnya ada empat macam, meski agak tertunda dari segi vaksinasinya kita bisa memperoleh setiap bulannya dalam order 4 hingga 15 juta dosis,” ungkap Menkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Duduk Satu Mobil, Kedekatan Prabowo Sri Sultan Jadi Sorotan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Swiss Lolos ke Piala Dunia 2026 Usai Ditahan Kosovo
- Belgia Pesta Gol, Wales Menang Besar dan ke Play-off
- 170 Bangunan Terbakar, Ratusan Warga Oita Jepang Dievakuasi
- Hajar El Salvador, Panama Amankan Tiket Piala Dunia 2026
- Cloudflare Ungkap Penyebab Gangguan Global Layanannya
- Prabowo Resmikan RS Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo
- Peringati Hari Wayang, Hamzah Batik Suguhkan Acara MAYANG
Advertisement
Advertisement




