Advertisement
Menlu Retno Pastikan Semua WNI Korban Penyanderaan Abu Sayyaf Telah Bebas
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan terdapat 44 warga negara Indonesia (WNI) yang diculik oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Dengan pembebasan empat orang belum lama ini, seluruh WNI telah bebas.
Hal itu disampaikan dalam seremonial penyerahan empat orang bekas sandera Abu Sayyaf yakni Arsyad, Arizal, Riswanto, dan Kairudin kepada keluarga di kantor Kementerian Luar Negeri pada Senin (5/4/2021).
Advertisement
“Sejak tahun 2016 hingga saat ini, tercatat 44 WNI menjadi korban penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf. Dengan pembebasan ini, maka tidak ada WNI yang saat ini menjadi korban penyanderaan,” katanya.
BACA JUGA : Aparat Keamanan Filipina Bebaskan WNI Berusia 14 Tahun
Perlu diketahui, keempatnya merupakan anak buah kapal (ABK) Malaysia yang diculik saat melaut di perairan Tambisan, Sabah pada 16 Januari 2020. Dengan kata lain, keempat orang tersebut telah disandera oleh Kelompok Abu Sayyaf selama 427 hari atau lebih dari 1 tahun 3 bulan.
Keberhasilan memulangkan empat ABK WNI berkat kerja sama antara TNI, Badan Intelijen Negara (BIN), dan juga Pemerintah Filipina, yaitu melalui Western Mindanao Command (Westmincom) yang telah membantu dalam proses pembebasan sandera.
Retno menegaskan pentingnya aspek pencegahan yakni meningkatkan pengamanan di perairan Sabah oleh otoritas Malaysia dan kerja sama dengan otoritas Filipina mengingat mayoritas penculikan terjadi di lokasi yang sama.
“Selain itu kehati-hatian nelayan kita yang bekerja di kapal ikan Malaysia juga penting untuk terus ditingkatkan. Kita juga akan melakukan komunikasi yang lebih intensif kepada pemilik kapal di Malaysia,” tambahnya.
BACA : Pemerintah Indonesia Serahkan WNI Sanderaan Abu Sayyaf
Lebih lanjut, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Judha Nugraha menjelaskan bahwa kondisi saat penyanderaan layaknya bertahan antara hidup dan mati karena mereka harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan ketersediaan makanan yang sangat terbatas.
“Kita harapkan ini adalah kasus yang terakhir. Enough is enough,” tandasnya.
Dia memperingatkan kepada seluruh ABK WNI yang bekerja di kapal Malaysia agar tidak memaksakan diri mencari ikan di wilayah yang sudah ditetapkan sebagai wilayah yang berbahaya.
Kelompok Abu Sayyaf merupakan salah satu cabang militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIL atau ISIS) yang berada di Filipina, terutama di sekitar Jolo, Basilan, dan Mindanao.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jadi Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Ini Komitmen Budiman Sudjatmiko
- Kementerian Agama di Bawah Presiden Prabowo Kini Tidak Lagi Mengelola Jemaah Haji
- Prabowo Lantik Tujuh Penasehat Khusus Presiden, Ada Wiranto, Luhut, Terawan hingga Dudung Abudrachman
- Berikut Tujuh Utusan Khusus Presiden yang Dilantik Prabowo, Hari Ini
- Profil Romo HR Muhammad Syafii, Politisi Gerindra yang Dilantik Menjadi Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran
Advertisement
Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul Baru Mencapai 23%
Advertisement
Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China
Advertisement
Berita Populer
- Profil Veronika Tan, Wamen PPPA di Kabinet Prabowo
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Kaji Ulang Kurikulum Merdeka, UN hingga PPDB
- Layangkan Surat ke PBB, Iran Tuding Amerika Serikat Terlibat Rencana Serangan Israel ke Negaranya
- Kemenkominfo Berubah Menjadi Kemenkomdigi, Meutya: Percepat Transformasi Digital
- Bantuan Kemanusiaan Masyarakat Indonesia untuk Palestina Tiba di Yordania
- Profil Romo HR Muhammad Syafii, Politisi Gerindra yang Dilantik Menjadi Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran
- Hari Ini, Prabowo Melantik Utusan Khusus Presiden, hingga Staf Khusus Presiden, Berikut Nama-namanya
Advertisement
Advertisement