Advertisement
Nadiem: Buku Pelajaran Harus Bebas dari Konten Radikal dan Bias Gender

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mendorong penulis dan penerbit menyediakan pilihan buku teks demokratis untuk mengatasi masalah bias gender dalam buku pelajaran.
Hal tersebut diakui Nadiem bukan hal mudah, mengingat terjadi pula di seluruh dunia, dan menjadi masukan baginya saat pihaknya berupaya menggalakkan program "Merdeka Belajar."
Advertisement
"Menurut saya, amat sangat penting adalah menyediakan banyak pilihan buku teks dan menghilangkan elemen itu, di mana kita membuat buku teks lebih demokratis dan memperbanyak buku bacaan, dengan buku digital, perpustakaan, dan sebagainya," ujar Nadiem dalam webinar Internasional “The Power of Unreasonable Women” di Jakarta, Senin (15/3/2021).
Nadiem mengingatkan kembali permasalahan dalam buku teks bukan hanya memerangi bias gender, namun juga radikalisasi. "Selain itu secara individual, memerangi kekerasan seksual dan perundungan yang sangat berhubungan dengan kesetaraan gender."
BACA JUGA: Jokowi Akhirnya Angkat Bicara soal Isu Presiden Tiga Periode, Begini Isinya
Perang tersebut dia sebutkan dalam tiga dosa besar pendidikan yakni intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan. Ketiga hal tersebut merupakan bentuk abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan dari kelompok mayoritas masyarakat.
"Kita mencoba mengirim sinyal pada sistem yang ada, kita ada di sini sebagai masyarakat yang bersatu dan percaya terhadap kesetaraan dan keadilan untuk semuanya," ujar Nadiem.
Dia berharap di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tiga hal berkaitan tersebut dapat dan harus dihapuskan.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim hadir sebagai narasumber dalam gelar wicara webinar Internasional dengan CEO Publicis Communications Singapore, Lou Dela Pena, yang mengangkat tema The Power of Unreasonable Women.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Naik Signifikan, Leptospirosis di Bantul Capai 160 Kasus Per Juli 2025
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Datangi KPK, Menteri UMKM Sebut Tak Ada Uang Negara yang Dipakai Istrinya Saat Kunjungi Eropa
- Jual Ayam Hidup Dibawah Rp18.000 Per Kilogram, Satu Perusahaan di Sanksi Oleh Kementan
- Dituntut Tujuh Tahun Penjara dari Kasus Importasi Gula, Tom Lembong Heran
- Kepulauan Barat Daya Jepang Diguncang Seribu Gempa Dua Pekan Berturut-turut
- Tom Lembong Dituntut 7 Tahun Pidana, Ini Alasan dari Jaksa
- Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, DPR Usulkan Ada Amandemen Terbatas tentang Undang-Undang Pemilu
- Dua Dosen Pelaku Pelecehan Seksual kepada Mahasiswa di Makassar Ditahan Polisi
Advertisement
Advertisement