Advertisement

BMKG: Suhu Tahun 2020 Terpanas Kedua Sepanjang Sejarah

Nancy Junita
Selasa, 02 Februari 2021 - 08:57 WIB
Nina Atmasari
BMKG: Suhu Tahun 2020 Terpanas Kedua Sepanjang Sejarah Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kemayoran Jakarta Pusat. - bmkg

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Badan  Meteorologi  Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa tahun  2020  merupakan  tahun  terpanas kedua di sepanjang sejarah.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, bahwa perubahan  iklim  global adalah  nyata dan  berdampak  pada  peningkatan  frekuensi  dan  intensitas  kejadian  ekstrem,  baik berupa  kejadian  cuaca  atau  hujan ekstrem,  iklim  ekstrem, ataupun  kejadian  anomali  iklim  global seperti La Nina dan El Nino.

Advertisement

Dikutip dari keterangan tertulis BMKG, Dwikorita  menyebut, bahwa tahun  2020  merupakan  tahun  terpanas  kedua  di sepanjang  sejarah,  setelah  tahun  2016  (anomali  +0,80  derajat  Celcius),  mengungguli  tahun  2019 (anomali  +0,60  derajat  Celcius). 

Baca juga: Jokowi: Ada PPKM Ekonomi Turun Enggak Apa-apa, Asal Covid-19 Juga Turun

Kondisi  ini  mirip  dengan  perubahan  suhu  global  sebagaimana dilaporkan World Meteorological Organization (WMO) pada awal Desember 2020.

Adapun, menurut Herizal,  Deputi  Klimatologi  BMKG,  bahwa  BMKG  mencatat  perubahan iklim jangka panjang telah terjadi di Indonesia dengan beberapa indikator sebagai berikut: tren konsentrasi gas rumah kaca (GRK) yang diukur di udara bersih (background) Indonesia pada Stasiun Pemantau  Atmosfer  Global  (Global  Atmosphere  Watch-GAW)  BMKG  Bukit  Kototabang, menunjukkan  laju  peningkatan  konsentrasi  karbon  dioksida  (CO2),  metana  (CH4),  nitrous  oksida (N2O),  dan  sulfur  heksafluorida (SF6) berturut-turut sebagai berikut:  1,6 ppm/tahun, 0,089 ppm/tahun, 0,012 ppm/tahun, dan 0,000004 ppm/tahun.

Hasil pengukuran CO2 pada Stasiun GAW BMKG Bukit  Kototabang  menunjukkan tren peningkatan CO2 yang sama dengan Stasiun  GAW lainnya di dunia,  seperti di Mauna Loa, Hawaii dan Baring Head, Selandia  Baru. 

Baca juga: CEK FAKTA: Video Antre Penguburan Jenazah Covid-19 di TPU Bambu Wulung

Awal  pengukuran GRK  background di Indonesia, pada tahun 2004,  kata Herizal, konsentrasi  CO2  di  Stasiun  GAW  BMKG Bukit Kototabang  adalah  372  ppm  (baseline),  selanjutnya  hasil    pengukuran  pada akhir bulan  Oktober 2020,  konsentrasi  CO2  di  GAW  Bukit  Kototabang  telah  meningkat  menjadi  408  ppm,  sementara rerata global adalah 415 ppm.

“Analisis  perubahan  suhu  udara  rata-rata  untuk  seluruh  wilayah  Indonesia  selama  71  tahun terakhir  (1948 –2019)  menunjukkan  laju  peningkatan  suhu  sebesar0,030  derajat  Celcius/tahun,” katanya dikutip dari keterangan tertulis BMK, Senin (1/2/2021).

Berdasarkan  data  dari  91  stasiun  pengamatan  BMKG,  suhu  udara  rata-rata  tahun  2020  adalah 27,30 derajat Celcius, lebih panas dibanding normal suhu udara rata-rata periode 1981-2010 yaitu 26,60 derajat Celcius.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement