Advertisement
Vaksinasi Covid-19 Berhasil, MTI Prediksi Penumpang Pesawat Meningkat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memprediksikan pertumbuhan penumpang angkutan udara pada tahun ini bisa sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pada tahun lalu mencapai hingga 45 juta penumpang dengan catatan program vaksinasi berhasil dilakukan secara menyeluruh.
Ketua I Mayarakat Transportasi Indonesia (MTI) Suharto Abdul Majid mengatakan masyarakat sebaiknya menyikapi program vaksinasi tak terlalu berlebihan dan buru-buru bergembira.
Advertisement
BACA JUGA : Vaksinasi Covid-19 di Bantul Bakal Dimulai Februari
Kondisi pandemi Covid-19 global hingga tahun ini masih diliputi ketidakpastian. Menurutnya dengan grafik pergerakan pandemi global yang tinggi menyimpan konsekuensi penurunan penumpang dan kondisi yang tak banyak beranjak seperti pada tahun lalu yakni sebesar 55 persen hingga 60 persen.
Namun, lanjutnya, dia kalau program vaksinasi berjalan lancar dan semua masyarakat ikut mendukung program ini akan turut membangun kepercayaan industri aviasi.
Selanjutnya, kata dia, pemerintah dan industri juga masih perlu mengukur seberapa lama program vaksinasi ini berjalan menyeluruh.
Hal tersebut akan menjadi indikator untuk mendongkrak pertumbuhan. Secara logika, masyarakat yang sudah divaksinasi akan merasa lebih percaya diri dan mau melakukan perjalanan udara tanpa merasa was-was. Terlebih, tekannya, kebutuhan bertransportasi tetap dibutuhkan bagi masyarakat luas.
BACA JUGA : Vaksinasi Covid-19 di Kota Jogja Dilakukan 2 Tahap
“Itu berhasil saya optimis bahwa maskapai akan bertumbuh tidak lagi seperti pada 2020. Tambahan penumpang maupun kargo bisa 20 persen sampai 30 persen dengan catatan vaksinasi berhasil. Lalu kemudian juga grafik daripada Covid-19 turun. Dua hal jadinya. Vaksinasi berjalan berhasil kemudian secara grafik turun,” ujarnya, Jumat (15/1/2021).
Meski demikian, tekannya, vaksinasi juga memang tak akan membuat langsung pulih seperti kondisi pada 2019. Suharto memproyeksikan pemulihan industri minimal seperti pada 2019 paling cepat memakan waktu selama dua tahun, yakni pada 2022 atau 2023.
“Bisa dapat mendongkrak tahun ini dari tadinya pada 2020 sebesar 35 juta -37 juta saya optimis dengan tambahan katakanlah 20 persen -30 persen menjadi sekitar 40 juta-45 juta dengan catatan tadi ya Kalau ternyata nggak berhasil lalu ada virus varian baru berkembang. Saya kira angkanya nggak jauh berbeda kondisi 2020,” tekannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- OJK Ingatkan Suntikan Likuiditas Rp200 Triliun Belum Jamin Dorong Kredit
- Mahfud MD Ingatkan Polri Perbaiki Citra Pasca Aksi Kekerasan
- DPR Pastikan Belum Terima Surat Presiden Soal Pergantian Kapolri
- Pembunuh Charlie Kirk Dikabarkan Memiliki Riwayat Penyakit Mental
- Banyak Orang Hilang Sejak Aksi Demo, Polda Buka Posko Pengaduan 24 Jam
Advertisement

Perpustakaan Kota Jogja Tambah Koleksi Buku dan Perluas Akses Digital
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Hadapi Dinamika Geopolitik, Prabowo-MBZ Dorong Negara-Negara Timteng Bersatu
- Buntut Penggerebekan Pabrik Baterai di AS, Hyundai-LG Tunda Operasional
- Penembak Charlie Kirk Ditangkap, Begini Tampang dan Dugaan Motifnya
- Mantan Ketua MA Nepal Ditunjuk Jadi Perdana Menteri Sementara
- Tinjau Dampak Bencana, Prabowo Kunjungi Korban Banjir Bali
- Rusia Diguncang Gempa Magnitudo 7,4, Ini Penyebabnya
- PBNU Desak KPK Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi Kuota Haji, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement