Advertisement

16 Butir Telur Ular Piton Ditemukan di Pekarangan Rumah, 10 Sudah Menetas

Moh Khodiq Duhri
Minggu, 03 Januari 2021 - 16:47 WIB
Budi Cahyana
16 Butir Telur Ular Piton Ditemukan di Pekarangan Rumah, 10 Sudah Menetas Ilustrasi - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SRAGEN—Sebanyak 16 butir telur ular sanca kembang atau piton ditemukan di pekarangan rumah warga Dukuh Buduran, RT 04, Desa Kalikobok, Kecamatan Tanon, Sragen. Tidak hanya menemukan telurnya, warga juga berhasil menangkap induk dari ular piton itu pada pertengahan Desember lalu.

Ketua Exalos Indonesia Regional Sragen, Candra Giri, yang lebih akrab disapa Ucank, mengatakan 10 dari 16 butir ular itu sudah menetas. Sementara enam butir lainnya tidak bisa menetas karena sudah rusak. Dari 10 anakan ular yang baru keluar dari cangkang, delapan ekor di antaranya mampu bertahan hidup sampai saat ini. Sisanya, dua anakan ular mati. “Ular itu menetas tidak bersamaan. Sekarang panjang anakan ular itu sekitar 30 cm. Sekarang anakan ular piton itu masih saya simpan karena belum waktunya dirilis [dilepas ke alam],” ujar Ucank kepada JIBI, Minggu (3/1/2021).

Advertisement

BACA JUGA: Belasan Ular Kobra Ditemukan di Bawah Lantai, Diduga Induknya Terjebak 3 Bulan

Anakan ular tersebut masih memiliki cadangan makanan di tubuhnya sehingga hewan melata itu belum memakan mangsa. Menurut Ucank, biasanya anakan ular mulai makan setelah mengalami pergantian kulit. “Anakan ular piton itu akan tetap saya rawat sampai ia siap untuk mencari makan sendiri,” ucapnya.

Selain ular piton berikut 16 telurnya, Exalos Indonesia Regional Sragen juga mengevakuasi ular kobra jawa di sebuah kandang ayam warga Desa Tangkil pada akhir Desember lalu. Ular kobra itu belum sempat memakan ayam warga. Warga yang menyadari keberadaan ular kobra itu lantas meminta bantuan Exalos Indonesia Regional Sragen untuk mengevakuasi ular berbisa itu. Di sela-sela kegiatan evakuasi ular, Exalos Indonesia Regional Sragen juga memberi edukasi kepada masyarakat terkait penanganan ular dan menjaga kelestarian ekosistem. “Edukasi kami anggap penting. Dengan diberi pemahaman dan pengetahuan tentang ular, diharapkan masyarakat tidak panik. Warga tahu apa yang harus dilakukan sehingga ular itu tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain,” ucap Ucank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement