Belasan Ular Kobra Ditemukan di Bawah Lantai, Diduga Induknya Terjebak 3 Bulan
Advertisement
Harianjogja.com, KARANGANYAR — Belasan ular kobra ditemukan di salah satu rumah warga di Perumahan Loh Agung 7, Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Hewan melata berbisa itu bersembunyi di bawah lantai keramik.
Kejadian ini diketahui pertama kali oleh pemilik rumah. Warga Loh Agung yang terteror ular kobra tersebut meminta bantuan melalui salah satu akun media sosial Facebook. Dia mencari pawang ular untuk menangkap ular di rumahnya, pada Jumat (1/1/2021) sekitar pukul 20.30 WIB.
Advertisement
Hanya selang lima menit kemudian, keluhannya ditanggapi komunitas yang fokus terhadap rescue, edukasi, dan sosial terkait hewan berdarah dingin itu, Exalos Indonesia.
Baca juga: Menlu Iran Tuding Israel Memprovokasi Perang dengan AS
Ketua Umum Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, menyampaikan mengevakuasi seekor induk kobra dan empat ekor anak kobra dari rumah warga tersebut. “Ada warga mencari pawang ular. Infonya kan ada ular di rumahnya. Saya dapat alamat, kebetulan dekat rumah. Lima menit saya sampai rumah warga itu. Sampai lokasi, saya mengumpulkan informasi. Pemilik rumah menceritakan ada lima ekor yang dibunuh,” kata Janu, seperti diberitakan Solopos.com, jaringan Harianjogja.com, Minggu (3/1/2021).
Janu tinggal di Asrama Brigif 6 Kostrad, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Janu menceritakan bahwa lima ekor ular yang dibunuh itu jenis ular kobra. Tetapi tergolong bayi ular kobra yang baru menetas.
Baca juga: Minggu Pagi, Guguran Material Meluncur 1,5 Kilometer dari Puncak Merapi
Ukuran panjang 20 sentimeter (cm). Menurut penuturan pemilik rumah, ular tersebut berkeliaran di dapur. Pemilik rumah menduga ular tersebut keluar dari bawah keramik di dekat mesin pompa air.
“Berawal dari tetangga main ke rumah dan masuk dapur. Di situ melihat seekor ular lalu dibunuh. Awalnya mereka berpikir ular masuk dari luar karena di dapur terdapat pintu yang mengakses ke luar rumah. Hari berikutnya [Jumat] sore sampai malam itu ular lain muncul di dapur tepatnya dari bawah tangga yang terdapat mesin pompa air,” ujar Janu, saat dihubungi, Sabtu (2/1/2021).
Suara Terdengar
Pemilik rumah melihat enam ekor keluar dari bawah lantai. Mereka membunuh lima ekor bayi ular kobra. Satu ekor bayi kobra lain berhasil menyelamatkan diri dan masuk ke dalam lubang. Total enam ekor bayi kobra yang dibunuh sebelum Janu sampai lokasi. Pawang ular itu mengetuk lantai dekat mesin pompa air. Dia mendengar suara nyaring dari bawah lantai.
“Lantainya berrongga. Saya pikir ini ular kecil baru menetas. Kobra itu menetas bisa 15 ekor sampai 30 ekor. Saya berhitung, sudah enam ekor mati. Artinya masih ada yang lain. Saya bongkar lima keramik ukuran 40 cm x 40 cm. Ada 14 cangkang telur. Di situ ada empat ekor bayi kobra. Saya evakuasi. Berarti total sepuluh ekor sudah ketemu. Kurang empat ekor waktu itu,” ujar dia.
Baca juga: Simak Tahapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 di 2021
Janu melanjutkan pencarian terhadap empat ekor bayi kobra, tetapi nihil. Dia malah menemukan induk dari bayi-bayi kobra itu. Induk kobra dengan panjang sekitar satu meter lebih sedikit. Janu menceritakan kondisi induk ular kurus. Usut punya usut, ular itu terjebak di bawah lantai keramik dalam kondisi bunting.
“Karakter kobra itu tidak mengerami telur. Begitu bertelur, dia pergi. Makanya saya kaget saat menemukan ada induknya. Ternyata tiga bulan lalu pemilik rumah melihat ular masuk lubang. Mereka tidak berani membongkar akhirnya dicor. Kemungkinan saat itu induk kobra bunting lalu melahirkan dan tidak bisa keluar dari situ. Tidak makan makanya kurus. Tapi dia masih hidup,” ceritanya.
Sisa empat ekor bayi kobra di rumah warga Dagen itu keluar dari persembunyian saat Janu pulang dari rumah itu. Pemilik rumah membunuh empat ekor bayi kobra. Janu menuturkan ular bisa bertahan hidup berbulan-bulan dalam kondisi tidak makan.
Kondisi itulah yang disebutnya dialami ular kobra yang meneror Perumahan Loh Agung Karanganyar. Dia mencontohkan ular piton bisa bertahan enam bulan tidak makan saat bunting selama tiga bulan dan mengerami telur selama tiga bulan.
Janu menyampaikan bulan November hingga Februari adalah musim bagi ular menetas. Ular memiliki insting mencari tempat hangat untuk mengolah kalori dalam tubuhnya. Oleh karena itu, ular masuk ke dalam rumah.
“Ular masuk rumah karena insting mencari makan tikus. Selain itu ular hewan berdarah dingin. Dia tidak bisa mengolah kalori dalam tubuhnya untuk metabolisme. Mereka butuh tempat hangat. Insting masuk rumah. Januari ini bakalan sering terima laporan rescue ular. Rata-rata bisa lima sampai sepuluh laporan sehari,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
- Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
- Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Advertisement