Advertisement
Menlu AS Tuding Mahasiswa China di AS Spionase Inovasi Teknologi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menlu Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mendesak perguruan tiinggi di AS untuk meneliti mahasiswa dan beasiswa China di negara itu karena sebagian bertujuan untuk mencuri inovasi dan terlibat kegiatan spionase. Desakan itu disampaikannya saat berpidato selama kunjungan ke Georgia, negara bagian dengan komunitas Asia-Amerika yang sedang tumbuh.
Negara bagian itu bulan depan akan mengadakan dua pemilihan putaran kedua yang akan menentukan partai mana yang mengontrol Senat AS. Pompeo mengatakan bahwa AS harus menyambut orang China yang "benar-benar" ingin belajar di negara itu, tetapi menunjuk pada dua kasus pelajar China yang dituduh sebagai mata-mata dan contoh lain dari Beijing yang melecehkan mahasiswanya di luar negeri.
Advertisement
BACA JUGA : AS Dinilai Tak Mampu Imbangi Pengaruh Dagang China
“Jika kita tidak mendidik diri kita sendiri, jika kita tidak jujur tentang apa yang terjadi, kita akan digurui oleh Beijing,” kata Pompeo dalam pidatonya di universitas Georgia Tech seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (10/12/2020).
"Partai Komunis China tahu tidak pernah bisa menandingi inovasi kita," kata Pompeo.
Karena itu, mereka mengirim 400.000 mahasiswa per tahun ke Amerika Serikat katanya.
Dia memperbarui seruan agar universitas AS menutup semua Institut Konfusius, lembaga yang didanai Beijing yang menawarkan pengajaran bahasa China. Akan tetapi lembaga itu berhati-hati untuk mengikuti kebijakan Beijing tentang topik yang sensitif secara politik.
“Kami membutuhkan administrator untuk menutup Institut Konfusius dan menyelidiki apa yang disebut 'kelompok mahasiswa' yang didukung oleh dana Partai Komjnjs China di kampus mereka,” kata Pompeo.
BACA JUGA : Populasi Melimpah, DIY Siap Ekspor Monyet ke China
Hubungan AS-China memburuk secara tajam dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah Presiden Donald Trump melancarkan perang perdagangan dan menuduh Beijing melakukan spionase industri.
Pemerintah juga menempatkan raksasa teknologi China Huawei dalam Daftar Entitas, yang membatasi perusahaan AS untuk berbisnis dengan perusahaan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement