Advertisement

2 Gerhana Akan Terjadi dalam Periode 35 Hari

Desyinta Nuraini
Selasa, 01 Desember 2020 - 22:27 WIB
Budi Cahyana
2 Gerhana Akan Terjadi dalam Periode 35 Hari Gerhana matahari total di Sumatra Barat - Antara/Iggoy el Fitra

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Para astronom menyebut akhir tahun ini menjadi musim gerhana. Bumi akan melihat dua gerhana dalam periode 35 hari.

Di Amerika Utara, gerhana Bulan penumbral berlangsung pada 30 November. Gerhana penumbra adalah hasil dari perjalanan Bulan melalui bayangan terluar Bumi, yang menghasilkan kegelapan di satelit bulan ketika Bumi dan Bulan sejajar hampir sempurna dengan Matahari. Ini menandai awal dari "musim gerhana" menurut para astronom.

Advertisement

Dalam istilah astronomi, musim gerhana adalah titik dalam satu tahun di mana setidaknya dua gerhana terjadi dalam kurun waktu 35 hari.

Gerhana kedua musim ini terjadi pada 14 Desember. Amerika Selatan akan melihat gerhana Matahari total pada tanggal ini. Sementara Chili dan Argentina akan menjadi penyumbang utama Bulan yang bergerak di depan Matahari dari sudut pandang Bumi.

Selama satu tahun kalender,setidaknya ada antara empat dan tujuh gerhana baik Bulan atau Matahari. Mereka muncul dalam siklus 173,3 hari, hanya dalam waktu enam bulan.

Alasan mereka datang adalah karena sudut Bulan mengorbit Bumi. Perjalanan Bulan mengelilingi planet kita tidak datar, melainkan sedikit melenceng pada sudut lima derajat. Ini berarti bahwa sebagian besar Bulan atau Bulan Purnama baru sedikit terlalu utara atau terlalu selatan untuk terjadinya gerhana.

Akan tetapi, ketika gerhana bulan terjadi, di mana Bumi membuat bayangan di Bulan, gerhana Matahari akan segera menyusul saat satelit Bulan mengayun mengelilingi planet untuk kemudian menghalangi cahaya dari Matahari.

"Dua kali setiap bulan, saat Bulan mengelilingi Bumi dalam orbitnya, bulan melintasi ekliptika (bidang orbit Bumi) pada titik-titik yang disebut node. Jika Bulan bergerak dari selatan ke utara, itu disebut simpul menaik Bulan, dan jika Bulan bergerak dari utara ke selatan, itu disebut simpul Bulan yang menurun. Setiap kali titik Bulan menunjuk langsung ke Matahari, peristiwa penting itu menandai pertengahan musim gerhana," tulis Earth Sky seperti dikutip dari Express UK, Selasa (1/12/2020). 

Penjajaran Bulan, Matahari, dan Bumi paling tepat saat gerhana terjadi di tengah musim gerhana, dan paling tidak saat gerhana terjadi di awal, atau akhir, musim gerhana. "Gerhana bulan apa pun yang terjadi di awal atau akhir musim gerhana menghadirkan gerhana bulan penumbral, sedangkan gerhana matahari apa pun yang terjadi di awal atau akhir musim gerhana menampilkan gerhana matahari parsial yang minim," jelas situs astronomi itu.

Tahun 2020 dimulai dengan musim gerhana dan akan berakhir dengan cara yang sama, yang pertama dimulai pada Boxing Day, 2019, dan berlanjut hingga 10 Januari 2020. Ini diikuti oleh gerhana Bulan pada 5 Juni, dan gerhana Matahari pada 21 Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement