Advertisement
SBY Sebut Dinamika Pilpres AS Bisa Jadi Pelajaran di Indonesia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Amerika Serikat telah menggelar Pemilu yang dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pesan agar dinamika politik yang terjadi selama Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020 bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia.
SBY mengaku tidak menyangka Negeri Paman Sam yang dianggap sudah mapan dan matang budaya politik hingga peradaban bisa terbelah. Dinamika politik yang sebagian besar kalangan menganggap tidak berpengaruh, ternyata kenyataannya tidak.
Advertisement
"Bangsa kita ini majemuk, sejak merdeka selalu ada perbedaan dan konflik. Oleh karena itu siapapun yang memimpin Indonesia, jagalah. Jangan sampai bangsa ini terbelah, karena mahal sekali harganya," kata SBY yang dikutip melalui tayangan video yang diunggah lewat akun Facebook @SBYudhoyono, Sabtu (28/11/2020).
Baca juga: Data Chat WhatsApp Bisa Dipulihkan, Begini Caranya
Dia melanjutkan berdasarkan pandangan pribadinya, Partai Demokrat merasa ketika Trump memimpin selalu didiskreditkan. Banyak kebijakan dari Presiden Obama yang dibongkar atau seperti ada bentuk deligitimasi.
Selanjutnya, Trump merasa dipermalukan ketika dimakzulkan di Kongres AS, yang mayoritas adalah dari Partai Demokrat. Hal tersebut yang menyebabkan masyarakat setempat menjadi terbelah dan ada polarisasi tajam,
SBY menyebut sebagian kalangan melihat Trump sengaja menjalankan politik yang seperti itu untuk kepentingan politiknya dengan harapan ada pendukung dia yang total mendukungnya. Jadi, Pilpres AS ini memang terjadi dalam suasanya yang masyarakatnya terbelah, sehingga keras sekali.
Baca juga: Tahap Pertama, DIY Dijatah 2,2 Juta Vaksin Covid-19
Dia menilai sejak Pilkada 2017 melihat ada polarisasi yang tajam dalam di dunia politik Indonesia. Identitas menjadi unsur utama dalam kontestasi politik pilkada hingga pemilu di tingkat nasional.
"Ini tidak bagus karena sebuah bangsa yang sudah terbelah di banyak negara, tidak mudah untuk menyatukan kembali. Jangan sampai ke depan nanti, ada parpol yang menyenangi politik identitas maupun polarisasi politik untuk kepentingan politiknya. Itu sangat berbahaya," ujarnya.
Menurutnya, bangsa Indonesia harus bisa membangun budaya politik yang bagus, memastikan bangsa kita harus bersatu apapun dinamika politik yang terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
- Sidang Suap Mantan Wali Kota Semarang, Kepala Bapenda Setor Rp1,2 Miliar ke Mbak Ita
- Pasangan Gay di Lamongan Dicokok Polisi Karena Bikin Konten Pornografi di FB-MiChat
Advertisement

Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makan Bergizi Gratis Selama Liburan Sekolah, dari Roti, Telur, hingga Buah
- Iran Kirim Surat ke PBB, Minta AS dan Israel Tanggung Jawab atas Agresi
- Donald Trump Sebut Iran Punya 4 Situs Nuklir Utama
- Polda Lampung Tindak 693 kendaraan ODOL
- Guru Ngaji di Jaksel Cabuli 10 Santri Perempuan, Begini Modusnya
- Satgas Pangan Panggil Produsen 212 Merek Beras Nakal Hari Ini
- Langgar Hukum Internasional, Indonesia Kecam Serangan ke Iran
Advertisement
Advertisement