Advertisement

Menteri Teten Disindir Presiden karena Gantungan Baju dari China

Dea Andriyawan
Kamis, 19 November 2020 - 21:07 WIB
Budi Cahyana
Menteri Teten Disindir Presiden karena Gantungan Baju dari China Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki - JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harianjogja.com, BANDUNG - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengaku sempat disindir Presiden Joko Widodo lantaran produk kecil seperti gantungan baju saja saat ini dikuasai pasar China.

"Pak Presiden berkata kepada saya, 'Masa itu gantungan baju aja buatan China?'," kata Teten menirukan ucapan presiden, dalam Pencanangan Gerakan Inovasi dan Transformasi Digital Koperasi dan Peluncuran New LPDB-KUMKM, di Kota Bandung, Kamis (19/11/2020).

Advertisement

Ia mengajak pengurus dan anggota koperasi untuk bisa mengembangkan model bisnis sehingga bisa bersaing dengan pelaku-pelaku usaha di luar negeri.

Jika tidak, Teten menyebut kondisi koperasi pada saat ini akan terus seperti ini. Ia menyayangkan, potensi koperasi di Indonesia sangat kuat, terlebih saat ini ada 123.048 unit koperasi aktif di Indonesia.

"Nah kalau kita nggak lompat ke teknologi berbasis teknologi kita persaingan di bawah akan sangat pesat," jelasnya.

Ia menyontohkan di Jakarta, ada di suatu daerah yang dalam setiap 100 rumah, setidaknya ada 25 warung. Artinya, satu warung berkesempatan dibeli hanya oleh empat rumah dipinggirnya.

Sehingga model bisnis ini harus mulai dikembangkan, semangat berwirausaha harus ditingkatkan dengan inovasi dan kejelian dengan apa yang sedang dibutuhkan pasar saat ini.

"Bukan saya mengabaikan tadi ya tapi kita harus mulai lompat ke situ (pengembangan model bisnis), kita juga punya market digital ekonomi kita tuh diprediksi terbesar di Asia Tenggara," ungkapnya.

Ia khawatir, jika pelaku usaha di tanah air enggan keluar dari zona nyamannya, maka kondisi pasar yang tengah di serbu produk impor akan terus terjasi.

"Kalau kita tidak segera memanfaatkan pasar digital kita ini kan diserbu juga oleh market oleh produk-produk luar," jelasnya.

Bahkan, banyak juga saat ini, pelaku UMKM yang memasarkan produk-produk impor.

"Ini kita nggak boleh lagi (seperti ini), apalagi kita sudah punya perjanjian perdagangan MEA lalu sekarang juga kita punya dengan RC ya, itu juga akan membuat persaingan kita di dalam lebih akan ketat," jelasnya.

Oleh karena itu, ia menilai penting juga dilakukan modernisasi sistem UMKM demi melahirkan produk-produk unggul.

"Dan ini nanti kita kembangkan dalam bentuk transformasi kelima, yaitu membangun UMKM berbasis kawasan komunitas, cluster, dan berbasis rantai pasok ya ini yang kita akan bangun," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ditanya Kelanjutan Hak Angket, Begini Kata Ganjar Pranowo

Sleman
| Rabu, 24 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement