Advertisement

Warga Jrakah Enggan Mengungsi ke Selatan dan Barat Jika Merapi Erupsi, Ini Alasannya

Bayu Jatmiko Adi
Senin, 16 November 2020 - 07:17 WIB
Sunartono
Warga Jrakah Enggan Mengungsi ke Selatan dan Barat Jika Merapi Erupsi, Ini Alasannya Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Dam Sabo Kali Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, Minggu (12/4/2020). - ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Advertisement

Harianjogja.com, BOYOLALI — Kepala Desa Jrakah, Tumar, mengungkapkan warganya emoh mengungsi ke arah barat dan selatan jika Gunung Merapi Erupsi. Oleh karenanya, pemdes pun memfasilitasi tempat pengungsian di utara desa.

Hal itu diungkapkan oleh Tumar saat kegiatan sosialisasi aktivitas Gunung Merapi kepada masyarakat yang ada di kawasan rawan bencana, Sabtu (14/11/2020). Sosialisasi ini melibatkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Advertisement

BACA JUGA : Kelompok Relawan di Pengungsian Merapi

Tumar mengatakan warga di Desa Jrakah masih berpegang pada nasihat-nasihat orang tua, atau pun mitos. Nasihat itu yakni larangan lari ke barat atau ke selatan saat ada gunung meletus.

“Jadi mereka pakai mitos lari ke utara atau timur. Maka kami juga menfasilitasi, ketika harus ada pengungsian besar, kalau ke utara itu ke Dukuh Jarak lalu bisa diangkut langsung ke Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, sebagai sister village,” ungkap dia.

Koordinasi

Tumar mengatakan sejauh ini sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Desa Karanggeneng mengenai kesiapan program sister village tersebut. Mengenai wilayah yang masuk KRB III, berdasarkan lokasi yang direkomendasikan BPPTKG adalah Dukuh Sepi dan Jarak.

BACA JUGA : Jumlah Pengungsi Merapi Naik, Pagi Pulang & Sore Balik

Namun menurut Tumar, Dukuh Kajor, sebagian Tosari dan Jrakah juga masuk di dalamnya. Sebab wilayah tersebut berdekatan dengan bantaran Kali Apu. Untuk jumlah penduduk, total di Desa Jrakah ada sekitar 4.400 jiwa. Sedangkan di KRB III ada sekitar 2.000.

Sementara itu Staf Ahli Geologi BPPTKG, Dewi Sri Sayudi, mengatakan dalam sosialisasi itu pihaknya menyampaikan mengenai kondisi aktivitas Gunung Merapi kepada warga dan tokoh masyarakat yang hadir. Dimana saat ini sudah ada peningkatan status aktivitas dari waspada ke siaga.

BACA JUGA : Pengungsi Merapi di Cangkringan 185 Orang

“Sampai hari ini aktivitas Merapi baik seismisitasnya dan deformasi terus meningkat. Deformasi hari ini sekitar sudah mencapai 12 sentimeter hingga 13 sentimeter per hari,” kata dia saat ditemui wartawan di Balai Desa Jrakah, Sabtu. Menurutnya, sejak adanya erupsi pada Juni lalu, deformasi terus mengalami peningkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Penyair Joko Pinurbo Wafat, Jenazah Disemayamkan di PUKJ Bantul

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement