Advertisement
Fenomena Awan Lenticularis Muncul Di Atas Merapi dan Merbabu
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Awan unik tampak di langit beberapa gunung di Pulau Jawa, seperti Merapi, Merbabu, Arjuno dan lainnya. Awan tersebut menyerupai piring yang menumpuk di pucuk gunung.
Demi menjawab fenomena alam tersebut, Harian Jogja menghubungi Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, Reni Kraningtyas.
Advertisement
Reni menjelaskan fenomena awan menyerupai piring yang menumpuk di pucuk gunung disebut awan lenticularis. Awan tersebut memang kerap muncul di kawasan pegunungan. Bentuknya tak selalu seperti piring. Kadang-kadang, katanya ada pula yang berbentuk menyerupai lensa.
“Awan lenticular terbentuk ketika ada arus angin yang mengalir sejajar dengan permukaan bumi. Ketika di depan angin tersebut terhalang pegunungan maka arus angin tersebut terhambat kemudian mengalir secara vertikal [ke atas] menuju puncak awan,” terang Reni.
Lanjutnya, apabila udara tersebut mengandung banyak uap air dan bersifat stabil, kemudian naik menuju puncak gunung, maka saat tiba pada suhu titik embun terjadi proses kondensasi atau pengembunan yang mengikuti kontur puncak gunung. Kontur gunung itulah yang kemudian menghasilkan awan menyerupai piring atau lensa.
“Saat udara tersebut melewati puncak gunung dan bergerak turun, proses kondensasi terhenti. Awan ini mulai terbentuk dari sisi arah datangnya angin [windward side] di puncak gunung kemudian menghilang di sisi turunnya angin [leeward side],” lanjutnya.
Awan lenticularis tak hanya terjadi pada lapisan dekat permukaan bumi. Ketebalan arus udara yang berhembus secara horizontal memiliki lapisan hingga bebeberapa kilometer ke atas. Sehingga, dapat dikatakan bahwa awan lenticularis juga bisa terbentuk di beberapa lapis ketinggian atmosfir.
Reni menegaskan awan lenticularis tak ada hubungannya dengan peningkatan status aktivitas Gunung Merapi. Namun begitu, awan lenticularis justru memiliki pengaruh terhadap akvitas penerbangan. Awan lenticularis dapat dikatakan sebagai tanda keberadaan gelombang gunung. Gelombang tersebut dapat menyebabkan turbulensi terhadap pesawat yang melintas.
“Awan lenticularis berpengaruh terhadap jumlah uap air yang berada di pegunungan. Saat ini sudah masuk musim hujan, sehingga kelembaban udara cenderung lebih basah dibandingkan musim kemarau. Maka demikian, potensi terbentuknya awan lenticularis bisa terjadi,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Wanita 60 Tahun Lolos ke Kontes Miss Argentina karena Tampak Awet Muda
Advertisement
Advertisement