Sri Mulyani: Mayoritas Utang Indonesia Bukan dari Luar Negeri
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan mayoritas utang Indonesia bukanlah berasal dari luar negeri.
Justru kata Sri Mulyani, sumber pinjaman Indonesia didominasi dari dalam negeri, sedangkan porsi utang luar negeri (ULN) tercatat hampir 30 persen dari total utang.
Advertisement
"Mayoritas utang kita berasal dari luar negeri, itu tidak benar. Mayoritas utang kita ada di dalam negeri. Asing memegang porsi hampir 30 persen betul, sekarang bahkan turun," katanya dalam acara debat final APBN, Senin (26/10/2020).
Belum lama ini, data Bank Dunia dalam laporan International Debt Statistics (IDS) 2021 atau Statistik Utang Internasional, menunjukkan Indonesia menempati posisi ketujuh dari daftar 10 negara berpendapatan kecil dan menengah dengan utang luar negeri terbesar di dunia.
Di atas Indonesia ada Meksiko dan Turki di urutan kelima dan keenam. Sementara itu, urutan satu, dua dan tiga diduduki oleh China, Brasil dan India.
Bisnis mencatat, total outstanding utang pemerintah pusat hingga September 2020 telah mencapai Rp5.756,87 triliun atau sebesar 36,41 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Struktur utang pemerintah tersebut didominasi oleh surat berharga negara (SBN) senilai Rp4.892,57 triliun. Komposisi kepemilikan SBN terdiri dari Rp3.629,04 triliun domestik dan valuta asing atau valas senilai Rp1.263,54 triliun.
Sementara, utang dalam bentuk pinjaman hingga September 2020 tercatat mencapai Rp864,3 triliun. Penarikan utang dalam bentuk pinjaman ini didominasi oleh pinjaman asing baik yang sifatnya multilateral, bilateral maupun bank komersial dengan jumlah Rp852,97 triliun.
Sedangkan sisanya merupakan pinjaman yang ditarik oleh pemerintah dari dalam negeri senilai Rp11,32 triliun.
Bank Indonesia (BI) dalam rilisnya pada Agustus 2020 lalu, mencatatkan rasio ULN Indonesia, baik ULN publik (pemerintah dan BI) maupun swasta mencapai mencapai 38,5 persen dari PDB.
ULN pemerintah dan swasta masing-masingnya meningkat 3,4 persen yoy dan 7,9 persen yoy menjadi US$200,1 miliar dan sebesar US$210,4 miliar.
Meski mengalami peningkatan, BI menyatakan struktur ULN Indonesia tersebut tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Struktur ULN pun tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0 persen dari total ULN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
- BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
- Belasan Provinsi Rawan Pilkada Dipantau Komnas HAM
- Menteri Satryo Minta Kemenkeu Kucurkan Dana Hibah untuk Dosen Swasta
- Menpar: Kunjungan Wisatawan ke Bali Belum Merata
- Bawaslu Minta Seluruh Paslon Fokus Menyampaikan Program saat Kampanye Akbar
- Vonis terhadap Presiden Terpilih AS Donald Trump dalam Kasus Uang Tutup Mulut Kembali Ditunda
Advertisement
Advertisement