Advertisement

Sri Mulyani: Mayoritas Utang Indonesia Bukan dari Luar Negeri

Maria Elena
Senin, 26 Oktober 2020 - 18:07 WIB
Budi Cahyana
Sri Mulyani: Mayoritas Utang Indonesia Bukan dari Luar Negeri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati - JIBI/Bisnis.com/Arief Hermawan P

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan mayoritas utang Indonesia bukanlah berasal dari luar negeri.

Justru kata Sri Mulyani, sumber pinjaman Indonesia didominasi dari dalam negeri, sedangkan porsi utang luar negeri (ULN) tercatat hampir 30 persen dari total utang.

Advertisement

"Mayoritas utang kita berasal dari luar negeri, itu tidak benar. Mayoritas utang kita ada di dalam negeri. Asing memegang porsi hampir 30 persen betul, sekarang bahkan turun," katanya dalam acara debat final APBN, Senin (26/10/2020).

Belum lama ini, data Bank Dunia dalam laporan International Debt Statistics (IDS) 2021 atau Statistik Utang Internasional, menunjukkan Indonesia menempati posisi ketujuh dari daftar 10 negara berpendapatan kecil dan menengah dengan utang luar negeri terbesar di dunia.

Di atas Indonesia ada Meksiko dan Turki di urutan kelima dan keenam. Sementara itu, urutan satu, dua dan tiga diduduki oleh China, Brasil dan India.

Bisnis mencatat, total outstanding utang pemerintah pusat hingga September 2020 telah mencapai Rp5.756,87 triliun atau sebesar 36,41 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Struktur utang pemerintah tersebut didominasi oleh surat berharga negara (SBN) senilai Rp4.892,57 triliun. Komposisi kepemilikan SBN terdiri dari Rp3.629,04 triliun domestik dan valuta asing atau valas senilai Rp1.263,54 triliun.

Sementara, utang dalam bentuk pinjaman hingga September 2020 tercatat mencapai Rp864,3 triliun. Penarikan utang dalam bentuk pinjaman ini didominasi oleh pinjaman asing baik yang sifatnya multilateral, bilateral maupun bank komersial dengan jumlah Rp852,97 triliun.

Sedangkan sisanya merupakan pinjaman yang ditarik oleh pemerintah dari dalam negeri senilai Rp11,32 triliun.

Bank Indonesia (BI) dalam rilisnya pada Agustus 2020 lalu, mencatatkan rasio ULN Indonesia, baik ULN publik (pemerintah dan BI) maupun swasta mencapai mencapai 38,5 persen dari PDB.

ULN pemerintah dan swasta masing-masingnya meningkat 3,4 persen yoy dan 7,9 persen yoy menjadi US$200,1 miliar dan sebesar US$210,4 miliar.

Meski mengalami peningkatan, BI menyatakan struktur ULN Indonesia tersebut tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Struktur ULN pun tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0 persen dari total ULN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 02:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement