Advertisement

Mendikbud Nadiem Ubah Sistem Evaluasi Belajar: Tenang, Tak Perlu Bimbel Khusus

Mutiara Nabila
Kamis, 08 Oktober 2020 - 12:27 WIB
Nina Atmasari
Mendikbud Nadiem Ubah Sistem Evaluasi Belajar: Tenang, Tak Perlu Bimbel Khusus Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Atas (SMA) 70 Bulungan, Jakarta, Senin (1/4/2019). - ANTARA/Rivan Awal Lingga

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Inovasi pendidikan dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Ia bakal mengubah sistem evaluasi belajar mengajar menjadi Asesmen Nasional dan menghapus Ujian Nasional, serta Ujian Sekolah Berstandar Nasional.

Dia menegaskan bahwa siswa tak perlu melakukan persiapan khusus.

Advertisement

“Asesmen Nasional untuk 2021 tidak memerlukan perisapan khusus, maupun tambahan yang justru akan menjadi beban psikologis tersendiri. Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus untuk asesmen nasional, untuk itu mari bersama mendukung pelaksanaan asesmen nasional mulai 2021,” kata Nadiem dalam video yang diunggah Rabu (7/10/2020).

Baca juga: Mendagri: UU Cipta Kerja Membuat Anak Muda Mudah Buka Usaha

Asesmen Nasional pada 2021 akan dilakukan sebagai pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan.

Nantinya, Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan Dinas Pendidikan dengan menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area perbaikan di tiap sekolah dan daerah.

Dalam Asesmen Nasional, guru tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

Baca juga: DIY Terus Kembangkan Inovasi Keterbukaan Informasi

Asesmen nasional akan dibagi menjadi tiga, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. AKM dirancang untuk mengukur capaian murid dari hasil belajar kognitif literasi dan numerasi.

“Kedua aspek ini menjadi syarat bagi murid untuk berkontribusi dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di masyarakat. Fokus kepada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran,” jelas Nadiem.

Kedua, Survei Karakter untuk mengukur pencapaian murid dari hasil belajar sosial emosional berupa pilar karakter untuk mencetak profil Pelajar Pancasila.

Survei Karakter akan dinilai melalui 6 indikator utama, yaitu beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa serta berakhlak mulia, kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong, bernalar kritis, dan kreativitas.

Ketiga, Survei Lingkungan Belajar, untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement