Advertisement
CDC Tiba-Tiba Hapus Pedoman Covid-19 Menyebar Lewat Udara Sejauh 1,8 Meter

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Keputusan tiba-tiba dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US). Mereka menghapus informasi dari situs website mereka tentang virus corona dapat menyebar melalui udara dan dapat 'terbang' dengan jarak lebih dari 1,8 meter.
Mereka juga menghapus pernyataan yang mengatakan bahwa virus corona biasanya menyebar ketika orang mengirup partikel yang diproduksi orang lain.
Advertisement
"Versi draft perubahan yang diusulkan untuk rekomendasi ini diunggah secara keliru ke situs resmi badan tersebut. CDC saat ini memperbarui rekomendasinya mengenai penularan SARS-CoV-2 melalui udara. Setelah proses ini selesai, bahasa pembaruan akan diunggah," jelas Jason McDonald, juru bicara CDC, kepada CNN.
Baca juga: Sebut Virus Covid-19 Bisa Menyebar Lewat Udara, CDC Imbau Jauhi Orang Sejauh 1,8 Meter
CDC mengatakan bahwa informasi soal penyebaran virus corona melalui udara diunggah secara diam-diam pada Jumat (18/9/2020) lalu.
Setelah unggahan tersebut, CDC langsung merepons CNN dan pada Senin (21/9/2020) mereka mengatakan kembali ke pedoman sebelumnya.
Di sisi lain, sebelum pedoman ini kembali seperti semula, beberapa ahli justru senang karena banyak yang menekankan selama berbulan-bulan bahwa virus corona dapat menyebar melalui partikel kecil yang melayang lebih lambat di udara.
Itulah sebabnya, The Verge melaporkan, ventilasi di dalam ruangan untuk membersihkan sisa virus dan memakai masker untuk membantu memblokir partikel yang dihembuskan, sama pentingnya.
Hanya saja, hingga kini CDC dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mau mengakui peran yang mungkin dimainkan partikel kecil di udara dalam penyebaran penyakit.
Pada awal pandemi, mereka menyimpulkan bahwa SARS-CoV-2 menyebar dari orang ke orang ketika mereka melakukan kontak dekat, yakni melalui tetesan besar yang dihasilkan ketika salah satu dari mereka batuk atau bersin.
Sedangkan penelitian sekarang menunjukkan ada cara lain penularan virus, termasuk melalui aerosol.
Tetapi pedoman di CDC dan WHO tidak berubah secara substansial. Hal itu karena WHO ingin melihat lebih banyak bukti sebelum membuat keputusan tentang metode penularan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jelang Libur Waisak, 368.470 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
- Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
- Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
- Sekjen PBB Sambut Positif Gencatan Senjata India-Pakistan
- Ratusan Preman Ditangkap dalam Operasi Serentak di Jawa Tengah
- 2.113 Jemaah Calon Haji Tiba di Madinah
Advertisement