Advertisement
Anggap PSBB Total Tak Menyelesaikan Masalah, Ini Saran dari Orang Terkaya di Indonesia
![Anggap PSBB Total Tak Menyelesaikan Masalah, Ini Saran dari Orang Terkaya di Indonesia](https://img.harianjogja.com/posts/2020/09/13/1049706/budi-hartono1.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta akan memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) total lagi pada Senin (14/9/2020). Orang terkaya Indonesia, Robert Budi Hartono, mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo menentang penerapan PSBB tersebut.
Dalam surat tersebut Hartono menilai bahwa penerapan kembali PSBB secara total di Jakarta tidak akan menyelesaikan masalah. Menurutnya, pemberlakukan PSBB tidak efektif dalam menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi virus corona di Jakarta.
Advertisement
Baca juga: Mau Dapat Kredit Tanpa Agunan Hingga Rp100 Juta, Begini Syarat & Caranya
“Jadi, jangan karena membesarnya jumlah kasus terinfeksi Covid-19 kemudian gubernur mengambil satu keputusan jalan pintas yang tidak menyelesaikan permasalahan sebenarnya.” Demikian tulis Hartono dalam surat yang diposting akun Instagram @petergontha, Sabtu (12/9/2020).
Pemilik Djarum Group itu menyarankan agar penegakan aturan dan memberikan sanksi-sanksi atas tidak disiplinnya sebagian kecil masyarakat dalam kondisi new normal. Menurutnya, tugas untuk memberikan sanksi atau hukuman tersebut ada di kepala daerah dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta.
Adapun, sambungnya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bersama-sama meningkatkan kapasitas isolasi masyarakat, misalnya dengan membuat ruang isolasi dari kontainer ber-AC di tanah kosong sehingga tidak melebihi kapasitas maksimum ICU di Jakarta.
Baca juga: Disnaker DKI Jakarta Sebut 84 Wartawan MNC Positif Corona
Selain itu, tuturnya, pemerintah harus melaksanakan tugas dalam hal testing, isolasi, tracing, dan treatment. “Sejauh ini masih banyak kekurangan dalam hal isolasi dan contact tracing.”
Dia menambahkan perekonomian tetap harus dijaga sehingga akivitas masyarakat yang menjadi motor perekonomian dapat terus menjaga kesinambungan kehidupan masyarakat hingga pandemi berakhir.
“Melaksanakan PSBB yang tidak efektif berpotensi melawan keinginan masyarakat yang menghendaki kehidupan new normal baru, hidup dengan pembatasan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan lain-lain,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182736/img-20240727-wa0003.jpg)
Peringati Hari Kebaya Nasional, Srikandi PLN Turun ke Jalan Malioboro Menyapa Pelanggan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement