Advertisement

Hujan Diprediksi Sudah Turun pada September

Newswire
Senin, 31 Agustus 2020 - 23:17 WIB
Bhekti Suryani
Hujan Diprediksi Sudah Turun pada September Ilustrasi. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Nusantara diprediksi memasuki musim penghujan pada September ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Senin (31/8/2020) mengumumkan hasil prakiraannya yang menunjukkan adanya potensi hujan berintensitas tinggi di sebagian wilayah Nusantara mulai September dan Oktober 2020.

Advertisement

"Ada beberapa kondisi hujan cukup tinggi selama September dan Oktober yang harus diwaspadai," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam konferensi pers bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Jakarta.

Ia mengatakan potensi hujan cukup tinggi yang perlu diwaspadai adalah potensi hujan di wilayah Sumatra bagian utara, kemudian pesisir barat Sumatra, terutama dari pesisir utara hingga barat Sumatra, kemudian Kalimantan Tengah bagian utara dan sebagian Kalimantan Barat.

Berikutnya, potensi hujan cukup tinggi juga perlu diwaspadai di wilayah Sulawesi bagian utara, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua bagian tengah.

"Ini yang harus diwaspadai selama September," katanya.

BMKG juga memprediksi potensi hujan dengan intensitas cukup rendah, antara lain di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, beberapa wilayah lain di Indonesia diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas yang relatif sedang.

"Yang perlu kita pahami di sini adalah bahwa ini adalah prediksi curah hujan bulanan. Dalam artian, selama periode bulan tersebut, kondisi intensitas curah hujannya kemungkinan bisa rendah menengah atau tinggi," katanya.

Sementara itu, mengingat bahwa periode September merupakan periode peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan di beberapa wilayah, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana akibat cuaca ekstrem dan curah hujan lebat disertai kilatan petir.

"Ini yang perlu diwaspadai karena secara dinamika atmosfer memang bahwa kejadian-kejadian potensi cuaca ekstrem tersebut umumnya terjadi atau lebih sering terjadi pada peralihan musim. Atau yang kita kenal dengan musim pancaroba," kata Miming.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement