Advertisement
Resmi! Uang Muka Kredit Kendaraan Dipotong Jadi 0 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Bank Indonesia memangkas uang muka kredit beberapa jenis kendaraan bermotor menjadi nol persen. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi bank apabila memberikan kredit tanpa syarat uang muka.
"Untuk medukung kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor yang berwawasan lingkungan, Bank Indonesia memutuskan penurunan batasan minimum uang muka [down payment] untuk jenis kendaraan roda dua dari 10% menjadi 0%," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Rabu (19/8/2020).
Advertisement
BACA JUGA: Hadir di Deklarasi KAMI, Dubes Palestina Mengira Diundang Peringati Kemerdekaan RI
Selain itu, sambungnya, kendaraan roda tiga atau lebih yang nonproduktif dari 10% menjadi 0%, dan kendaraan roda tiga atau lebih yang produktif dari 5% menjadi 0%. Ketentuan tersebut berlaku efektif 1 Oktober 2020.
Perry menyampaikan keputusan ini tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian, termasuk hanya berlaku bagi bank-bank yang mempunyai rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di bawah 5%.
BACA JUGA: Tiba-Tiba Bu Tejo Jadi Trending di Twitter, Siapa Dia Sebenarnya?
"Ke depan, Bank Indonesia tetap menempuh kebijakan makroprudensial akomodatif sejalan bauran kebijakan yang ditempuh sebelumnya serta bauran kebijakan nasional, termasuk berbagai upaya untuk memitigasi risiko di sektor keuangan akibat penyebaran Covid-19," tuturnya.
Selain itu, BI memutuskan untuk mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate (7DRR) pada level 4 persen. Dengan demikian, suku bunga deposit facility sebesar tetap sebesar 3,25 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,75 persen.
BACA JUGA: Deklarator Relawan Garuda Tantang Gibran Buka Visi-Misi karena Rakyat Sudah Pintar
Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Penetapan suku bunga acuan pada level 4 persen sesuai dengan survei ekonom.
Adapun, Bank Indonesia (BI) melihat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat ke depannya seiring dengan posisinya yang undervalued didukung oleh rendahnya inflasi, rendahnya defisit transaksi berjalan, CDS yang tetap rendah dan prospek pemulihan ekonomi.
Perry juga menegaskan BI tetap konsisten menjaga inflasi rendah dalam sasarannya sebesar 3,0 persen ± 1 persen pada 2020 dan 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Video Viral Mobil Brio Merah Diduga Adang Ambulans di JLS Salatiga
- Berdayakan Lahan Antar Mita Gedang Selirang Kauman Raih Juara II Proklim Solo
- Menteri Jokowi Hadiri Penetapan Capres-Cawapres Terpilih, Ganjar-Mahfud Absen
- Transaksi SPKLU Naik, PLN Beri Kenyamanan Pemudik EV Selama Momen Lebaran 2024
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi dan Gibran Bukan Bagian dari PDIP, Komarudin Watubun: Orang Sudah di Sebelah Sana
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Presiden: Ini Penting bagi Pemerintah
- Menguat Sinyal Megawati Mau Bertemu Prabowo Setelah Rakernas PDIP
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Meski Disita Kejagung, Kelima Smelter Masih Bisa Dikelola Masyarakat
- Kemendagri Sebut Dana Desa Bisa Digunakan untuk Pemberantasan Narkoba
- Petani Jateng Terima 10 Ribu Alsintan, Pj Gubernur Jateng Optimis Produksi Pangan Meningkat
Advertisement
Advertisement