Jika Syarat Rapid Test dan PCR Dihapus, Akankah Minat Masyarakat untuk Bepergian Meningkat?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 berencana mencabut syarat rapid test ataupun PCR test bagi penumpang pesawat belum tentu signifikan menggerakkan animo masyarakat untuk bepergian.
Executive Vice President TransNusa Bayu Sutanto mengetahui adanya rencana pencabutan salah satu poin yang selama ini menjadi syarat naik pesawat tersebut. Namun, kedua tes tersebut sebetulnya bertujuan untuk mendeteksi seseorang memiliki resiko tertular Covid-19. Oleh karena itu, tak bisa langsung mempengaruhi langsung minat bepergian.
Advertisement
Baca juga: Konglomerat Ini Bangun Laboratorium Covid-19 Terbesar di Indonesia
“Masyarakat sebenarnya mau ada swab atau rapid tapi lebih takut terhadap resiko penularan di bandara, atau setelah sampai di tempat tujuan. Tidak korelasi langsung dengan minat bepergian,” jelasnya, Senin (10/8/2020).
Sementara itu Indonesia National Air Carriers Association (INACA) melalui keterangan resminya mendukung peniadaan persyaratan rapid test dan PCR. Selanjutnya menjadi kewenangan Gugus Tugas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan untuk dapat memutuskannya.
Baca juga: Pemerintah Sudah Kantongi Ribuan Nomor Rekening Pekerja yang Bakal Dapat Bantuan
Terlebih menurut INACA, epidemiolog juga telah menjelaskan tidak menjadi persoalan kalau rapid test akan ditiadakan. Penumpang juga masih bisa mengandalkan pengecekan suhu dan saturasi oksigen saat penerbangan.
Saat ini rapid test punya masa inkubasi yang terlalu lama untuk mencapai hasil yang tepat. Akurasi dari hasil rapid test bisa muncul dua pekan kemudian, meski proses pengecekan relatif sangat singkat.
Proses pengecekan tak lebih dari 1 jam dengan hasil yang dikeluarkan hanya perlu menunggu sekitar 2-3 jam.
Apabila penumpang bisa menaati pengecekan suhu, saturasi oksigen, hingga wajib memakai masker dan face shield. Termasuk protokol dasar mencuci tangan dan menjaga jarak aman, maka potensi terinfeksinya menjadi lebih kecil.
Sementara itu, sejumlah maskapai penerbangan nasional masih bersikap menunggu menantikan keputusan pemerintah yang akan menghilangkan rapid test dan PCR test dari persyaratan yang harus dipenuhi calon penumpang angkutan udara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
Advertisement
Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
- Seniman Keluhkan Mahalnya Sewa Panggung Seni, Fadhli Zon Bilang Begini
- Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
- Pemerintah Pastikan Penetapan UMP 2025 Molor, Gubernur Diminta Bersabar
- 8 Terduga Teroris Ditangkap, Terkait dengan NII
- Dugaan Suap ke Sahbirin Noor, KPK Periksa Empat Saksi
- Desk Pemberantasan Judi Online Ajukan Pemblokiran 651 Rekening Bank
Advertisement
Advertisement