Bobol BNI, Duit Maria Pauline Lumowa Bisa Mekar Jadi Rp69 Triliun Jika Dibelikan Saham

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Tersangka kasus pembobolan kas PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ditangkap Kepolisian Republik Serbia dan diekstradisi ke Indonesia. Maria buron selama 17 tahun sejak pergi diam-diam pada September 2003.
Buron 17 tahun dengan menggondol uang yang tidak sedikit, kira-kira, apa yang terjadi bila Maria menanam duit hasil bobolan BNI di instrumen saham?
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Pada Maret 2003, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berkutat di level 398. Hari ini, perdagangan memang belum berakhir. IHSG terpantau bergerak menembus level 5.000. Memang bukan level tertinggi. Tapi kenaikan harga saham selama 17 tahun sudah dengan asumsi IHSG hari ini 5.000 sudah mencapai 1.156 persen.
BACA JUGA : Ekstradisi Maria Pauline Lumowa Sempat Ditolak Belanda
Cuan yang didapat meski dari uang ilegal bisa lebih moncer lagi bila Maria membeli saham PT Bank Central Asia. Pada 2 September 2003, harga saham BCA 762,5. Duit 1,7 triliun cukup untuk memborong 2,22 miliar lembar saham.
Kemarin harga saham BBCA ditutup di posisi 31.050. Jumlah lembar saham yang dibeli 17 tahun lalu kemarin setara dengan Rp69,17 triliun atau sekitar 40 kali lipat. Berdasarkan data Bloomberg, harga saham BCA dalam 17 tahun terakhir naik 3,975 persen atau setara 24 persen per tahun.
Untuk diketahui, Maria merupakan salah satu tersangka pelaku pembobolan kas bank BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif.
Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu sebesar 136 juta dolar AS dan 56 juta Euro atau setara Rp 1,7 triliun dengan kurs saat itu.
Pada Juni 2003, pihak BNI yang curiga dengan transaksi keuangan PT Gramarindo Group mulai melakukan penyelidikan dan mendapati perusahaan tersebut tak pernah melakukan ekspor.
BACA JUGA : Mantap. Yasonna Laoly Berhasil Ekstradisi Buron
Dugaan L/C fiktif ini kemudian dilaporkan ke Mabes Polri, namun Maria Pauline Lumowa sudah lebih dahulu terbang ke Singapura pada September 2003 alias sebulan sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh tim khusus yang dibentuk Mabes Polri.
Perempuan kelahiran Paleloan, Sulawesi Utara, pada 27 Juli 1958 tersebut belakangan diketahui keberadaannya di Belanda pada 2009 dan sering bolak-balik ke Singapura.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- The Stories Season 2: Balada Cerita Ramadhan 2023 Tayang Perdana di 4 Radio
- Pencarian Anak Kembar yang Hanyut di Sungai Dilakukan Sampai 5 April
- Gerhana Matahari Terjadi Dua Hari Menjelang Idulfitri, Bisa Diamati dari Wilayah Ini
- Bantah Klitih dan Menyebutnya sebagai Kenakalan Remaja, Polres Semarang Viral
- Erick Thohir Jalankan Perintah Presiden Ketemu FIFA: Doakan Saya Demi Bangsa & Rakyat Indonesia
Advertisement

Sejumlah Pejabat Polda DIY Dimutasi, Salah Satunya Kapolres Kulonprogo
Advertisement

Deretan Warung Sate di Seputaran Imogiri, Serbu Saat Buka Puasa!
Advertisement
Berita Populer
- Begini Rumus Menghitung THR 2023
- Gelar Warteg Gratis untuk Duafa, Alfamart dan Heinz ABC Bagikan 20.000 Paket Buka Puasa
- Panas! Mahfud MD Tantang Arteria Dahlan Buntut Isu Transaksi Rp349 Triliun
- Gegara Isu Transaksi Rp349 Triliun, Mahfud: Sri Mulyani Sampai Nangis
- Perbandingan THR dan Gaji ke-13 2023 dengan Era Sebelum Pandemi, Lebih Besar?
- Mahasiswa Jogja! Pendaftaran Program Pertukaran Mahasiswa Sudah Dibuka
- Mahfud MD Sebut Pertanyaan DPR Soal Pencucian Uang seperti Menginterogasi Copet
Advertisement