Advertisement

Pemerintah Kewalahan Tangani Corona, Dukun Ikut Dikerahkan

Newswire
Kamis, 02 Juli 2020 - 19:17 WIB
Bhekti Suryani
Pemerintah Kewalahan Tangani Corona, Dukun Ikut Dikerahkan Ilustrasi - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Pemerintah India mulai kewalahan menangani virus Corona.

Di India, pemerintah yang kewalahan menghadapi pandemi mulai merangkul penyedia layanan pedesaan informal alias 'dukun' untuk menjangkau warganya di daerah pedesaan yang terpencil.

Advertisement

Menyadur BBC pada Kamis (02/06/2020) salah satu 'dukun' kepercayaan warga Benggala Barat, Mohammed Nizamuddin bahkan lebih dipercaya dari pada dokter berlisensi.

Sebenarnya, kata 'dukun' yang dipakai penyedia layanan kesehatan ini adalah sebutan ejekan karena pria-pria yang biasanya berumur 40-an ini terampil mengobati warga meski tak pernah sekolah kedokteran.

Meski begitu, mereka tak bekerja asal-asalan. Biasanya para 'dukun' ini pernah bekerja selama 10 tahun atau lebih di dokter berkualitas sebelum pulang ke desa dan membuka kliniknya sendiri.

Alih-alih dimusuhi, pemerintah mulai merangkul dukun-dukun ini dan memanfaatkan kepopulerannya untuk memberi pengarahan pada masyarakat.

Diakui atau tidak, kepercayaan masyarakat desa pada orang-orang seperti Nizamuddin lebih tinggi ketimbang dokter dengan ijazah universitas terkemuka sekalipun.

Penyedia layanan kesehatan informal ini biasanya mempersenjatai diri dengan pil, suntikan dasar, nebuliser, kain kasa dan perban. Singkatnya, klinik sederhana mereka bisa berfungsi sebagai UGD dadakan.

Selain membuat tusukan dan menjahit luka, 'dokter yang bukan dokter' ini juga menyediakan perawatan medis dan merujuk pasien. Mereka beroperasi seperti non-physician clinicians di Afrika.

Beberapa negara seperti Benggala Barat telah mengambil langkah untuk melatih ribuan penyedia informal semacam itu. Semenjak pandemi, tugas para dokter tanpa lisensi ini bertambah dengan mendata pasien yang menunjukkan Covid-19.

Ia harus memasukkan detailnya pada aplikasi pengawasan Coved-19 di ponselnya, lalu informasi ini diteruskan ke pejabat kesehatan di ibu kota Kolkata, sekitar 200 km (120 mil) dari Benggala Barat.

India menghabiskan 1.28% dari PDBnya untuk kesehatan masyarakat, salah satu yang terendah di dunia. Hal ini juga yang jadi alasan mengapa penyedia informal berkembang di India.

Selain itu, terlalu sedikit dokter berlisensi yang bekerja di desa.

Menurut penelitian profesor ekonomi di Universitas Georgetown, Jishnu Das, 68% dari semua penyedia layanan kesehatan informal di desa adalah penyedia tanpa kualifikasi. Tapi peran kunci yang mereka mainkan harus diakui.

Sejak pandemi, penyedia layanan kesehatan informal memainkan peran penting dalam pengawasan masyarakat, melaporkan demam dan kasus influenza, dan bahkan membawa orang ke pusat pengujian.

Subrata Mandal, salah satu penyedia jasa kesehatan informal yang tinggal beberapa mil dari Benggala Barat juga berada di garis depan pengawasan terhadap Covid-19 di delapan desa.

Salah satu cara untuk membuat penyedia ini lebih bermanfaat adalah merangkulnya dan memberi mereka lebih banyak pelatihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Sabtu 20 April 2024: Normalisasi Tanjakan Clongop hingga Kuota CPNS

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement