Advertisement
Selama PSBB, Konsumsi Listrik Rumah Tangga Naik 17 Persen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Konsumsi listrik rumah tangga selama kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mengalami kenaikan, sedangkan untuk sektor industri dan bisnis mengalami penurunan.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Syahril mengatakan kenaikan rerata konsumsi listrik rumah tangga selama PSBB berkisar 13 persen hingga 17 persen.
Advertisement
"Sektor rumah tangga mengalami kenaikan konsumsi, untuk industri, bisnis dan hotel turun konsumsinya," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu (6/6/2020).
Untuk konsumsi listrik di sektor industri mengalami penurunan sebesar 25 persen dan sektor bisnis dan hotel turun sebesar 60 persen.
"Kalau kita lihat untuk berapa sih penurunan konsumsi untuk industri itu rerata mulai dari 17 persen sampai 25 persen. Bahkan di sektor tertentu ada yang sampai 60 persen. Kalau sektor bisnis dan perhotelan khususnya itu ada yang turun sampai 60 persen," tutur Bob.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan saat ini perusahaan tengah memproses revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020 sebagai upaya penyesuaian di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Permintaan beban puncak di Sistem Jawa-Bali turun sekitar 11 persen. Selain itu, konsumsi listrik dari segmen pelanggan bisnis merosot 15 persen, sedangkan dari pelanggan industri turun sekitar 11 persen. Kami tengah memproses revisi RKAP," ucapnya.
Walaupun pendapatan dari penjualan listrik di segmen rumah tangga meningkat karena kenaikan konsumsi di masa work from home (WFH), namun kenaikan itu tak dapat menutupi penurunan yang terjadi di segmen pelanggan bisnis dan industri.
"Penurunan konsumsi listrik menjadi salah satu alasan revisi RKAP. Sudah tentu kita harus adjustment, misalnya penurunan dari permintaan. Karena itu kami harus menyesuaikan RKAP. Ini dalam proses untuk kami sampaikan kepada pemegang saham," tuturnya.
Zulkifli menuturkan dampak dari pandemi Covid-19 telah menimpa PLN sejak periode kuartal I tahun 2020 yakni hanya tumbuh 2,36 persen, melambat dibandingkan dari kuartal I tahun 2019.
Di tambah lagi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar sehingga menambah beban operasional PLN.
"Tumbuh 2,36 persen, sebuah angka yang menurut track record di masa lalu, itu kecil di PLN. Jadi kita sudah terdampak dengan itu. Di kuartal I kita paham kurs dolar meningkat, rupiah melemah, sehingga menambah beban operasi dari PLN. Namun juga ada penurunan biaya dari sisi energi primer, seperti harga minyak yang turun di level US$30 per barel, begitu juga dengan merosotnya harga batu bara," terangnya.
Saat ini pihaknya telah menyiapkan strategi yang akan dijalankan PLN untuk memitigasi kinerja keuangan di tahun ini yakni dengan melakukan efisiensi biaya operasional (opex) dan optimalisasi belanja modal (capex).
"Dua hal yang sangat penting, yang akan kita lakukan di 2020. Semua hal yang saya sebutkan tadi, itu lah yang masuk dalam pertimbangan membuat revisi RKAP PLN tahun 2020," ucap Zulkifli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement