Advertisement
China Klaim Vaksin Covid-19 Bisa Diproduksi Akhir 2020
Seorang peneliti bekerja di laboratorium pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Nanyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 4 Februari 2020. - Antara/Xinhua
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah China memperkirakan pihaknya bisa memiliki, memproduksi dan memasarkan vaksin virus corona (Covid-19) pada akhir tahun ini atau pada awal tahun depan.
Kepercayaan diri China semakin besar untuk memproduksi vaksin virus corona, sebab perusahaan farmasi besar Tiongkok sedang melakukan dua percobaan Covid-19 dalam fase 2 dan berpotensi meningkatkan kapasitas produksi vaksin tersebut.
Advertisement
Mengutip dari Boston Herald pada Kamis (4/6/2020), Moderna yang berbasis di Cambridge telah masuk dalam uji coba tahap kedua. Lalu, Moderna akan memasuki studi fase 3 yang menjadi bagian terpenting penting di musim panas. Bila berhasil, maka bisa memiliki aplikasi lisensi biologik pertamanya.
Para peneliti di Universitas Oxford juga merekrut orang-orang untuk fase 2 dan 3, dengan calon vaksin yang terlihat sebagai yang memimpin dalam perlombaan untuk menaklukkan virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan ada lebih dari 70 vaksin potensial sedang dikembangkan. Namun, China mengklaim memiliki perkembangan uji coba vaksin virus corona dengan sangat cepat.
"Lebih dari 2.000 orang telah menerima vaksin dan data klinis telah memverifikasi keamanan dan kemanjurannya, menunjukkan bahwa reaksi yang merugikan jauh lebih rendah daripada produk serupa lainnya," lapor pemerintah mengutip China National Biotec Group.
Pabrik produksi besar vaksin juga sedang dibangun di Beijing dan Wuhan - pusat dari virus corona - yang akan mampu memompa ratusan juta vaksin per tahun, tambah pemerintah. Pemberitaan ini adalah berita utama di situs web pemerintah China.
Berita itu juga datang ketika The Associated Press melaporkan Selasa, WHO secara terbuka memuji China atas tanggapan cepat terhadap virus corona pada Januari 2020.
Namun, saat di belakang layar, itu adalah cerita yang jauh berbeda. AP mengatakan WHO sempat frustrasi karena "tidak mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk memerangi penyebaran virus mematikan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Mbappe Samai Rekor Gol Ronaldo di Real Madrid
- Rakit Terbalik, Wagub Aceh Selamat Saat Kunjungan Bencana
- Jadwal SIM Keliling Jogja Senin 22 Desember 2025
- Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini, Hujan Ringan Merata
- Jadwal SIM Keliling Sleman Desember 2025
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo 22 Desember 2025
- Bayern Muenchen Menang 4-0 atas Heidenheim
Advertisement
Advertisement




