Advertisement
Pulang dari Jogja, Satu Mahasiswa Asal NTT Diduga Positif Corona

Advertisement
Harianjogja.com, KUPANG--Salah satu mahasiswa asal Lembata, NTT diduga positif Covid-19 setelah pulang dari Jogja berdasarkan tes cepat.
Keluarga salah satu mahasiswa yang mudik dari Yogyakarta dan terindikasi terjangkit COVID-19 berdasarkan hasil tes cepat di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur membantah anak mereka tak diizinkan masuk kampung halamannya di Desa Amakaka.
Advertisement
"Tidak benar itu. Anak kami berinisial P-1 itu saat tiba di Kota Lewoleba belum sempat datang ke kampung atau ke Desa Amakaka. Jadi tidak benar bahwa anak kami sendiri kami tolak di kampung kami," kata perwakilan keluarga di Desa Amakaka, Yohanes Wurint, kepada ANTARA dari Lembata, Sabtu (18/4/2020).
Hal itu disampaikan untuk membantah pernyataan Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday yang di pemberitaan sebelumnya menyebutkan bahwa mahasiswa yang saat ini sedang dalam masa karantina di Lewoleba itu tak diizinkan masuk kampung oleh warga setempat, bahkan keluarganya sendiri.
Ia juga mengatakan bahwa mahasiswa P-1 itu tiba di kampung halaman akan langsung diterima oleh warga sekampung namun sesuai dengan protokal kesehatan yang sudah ditetapkan.
"Kalau dia sampai di kampung kami tidak akan mengusir yang bersangkutan, kami akan terima sesuai standar protokol kesehatan dengan melakukan karantina mandiri di desa," katanya.
Ia juga melakukan klarifikasi bahwa mahasiswa tersebut saat pulang dari Yogyakarta, tidak masuk melalui "jalur tikus", namun justru melalui jalur yang umum.
"Anak/adik kami menempuh perjalanan dari Yogya dengan pesawat ke Kupang, selanjutnya menggunakan feri ke Lewoleba tanggal 7 April 2020 dan tiba di Pelabuhan Feri Waijarang pukul 05.00 Wita," kata dia.
Pada Selasa (14/4/2020) diberitakan seorang mahasiswa asal Kabupaten Lembata yang menempuh pendidikan di Yogyakarta dilaporkan terindikasi virus corona nekat melakukan perjalanan dari Yogyakarta melalui "jalur tikus" setelah dia mengetahui salah satu temannya meninggal akibat COVID-19.
"Saat ini mahasiswa itu sedang kami isolasi di ruang isolasi menunggu sampai yang bersangkutan sembuh," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langgodai saat dikonfirmasi ANTARA dari Kupang, Selasa, (14/4/2020).
Mahasiswa tersebut, katanya, diminta untuk mengisolasikan diri di tempat isolasi yang sudah disiapkan pemerintah daerah, apalagi sudah terindikasi terpapar virus corona berdasarkan hasil tes cepat.
"Kami tak ingin nantinya kejadian seperti di Kota Kupang, di mana ada yang terlambat diisolasi dan saat dites ternyata positif. Kami tak ingin seperti itu," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Modus Korupsi di BPR Bank Jepara Artha, Bermula dari Kredit Macet
- Ledakan di Gaza Selatan, 4 Tentara Israel Dilaporkan Tewas
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
Advertisement

Damkarmat Bantul Tangani 140 Kejadian Kebakaran hingga September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
- BMKG Deteksi 2 Bibit Siklon Tropis, Waspada Cuaca Ekstrem
- 20 Ribu Koperasi Merah Putih Akan Peroleh Modal, Rp3 Miliar
- DPR RI Klaim Kelangaan BBM Shell BP Hanya di Jabodetabek
- DPR RI Setujui Revisi RAPBN 2026, Belanja Negara Rp3.842,7 Trilun
- PDIP Hormati Keputusan Prabowo Ganti Kepala LKPP
- Bareskrim Gelar Mediasi Ridwan Kamil dan Lisa Mariana
Advertisement
Advertisement