Advertisement
Kasus DBD Naik 1.280 Dibandingkan Tahun Lalu
Pasien demam berdarah dengue (DBD) tengah dirawat di salah satu ruangan di RSUD TC Hillers, Rabu (11/3/2020). - Antara/Kornelis Kaha
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kasus demam berdarah atau DBD mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan Maret 2020 dibandingkan dengan Maret tahun lalu.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Achmad Yurianto membeberkan jumlah kasus pada bulan ini mencapai angka 41.805 kasus atau meningkat 1.280 kasus jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Advertisement
“Tersebar di seluruh wilayah dengan 428 Kabupaten/Kota yang terjangkit di tahun 2020 sementara itu wilayah dengan penduduk padat mempunyai risiko lebih besar menderita DBD,” kata Yuri melalui pesan tertulis yang diterima Bisnis, Jakarta, pada Rabu (15/4/2020).
Dia mengatakan bahwa peningkatan kasus DBD membuat beberapa daerah di Indonesia menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Yurianto menyatakan ada tiga provinsi dengan angka kematian tertinggi akibat DBD di Indonesia yaitu NTT dengan 48 jiwa, Jawa Barat 33 jiwa dan Jawa Timur 26 Jiwa.
“Terjadinya fluktuasi jumlah kasus dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti meningkatnya curah hujan, perubahan lingkungan, kepadatan populasi manusia yang berdampak pada peningkatan tempat perkembangbiakan nyamuk sehingga meningkatkan penularan,” jelasnya.
Sebelumnya, anggota DPR dari Fraksi PPP Anas Thahir meminta pemerintah memberi perhatian pada kasus DBD, meski saat ini Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19.
Anas mengatakan hal itu dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IX DPR RI dengan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dirjen Kesehatan Masyarakat, Dirjen Pelayanan Kesehatan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, serta Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI secara virtual, Selasa (14/4/2020). Adapun, rapat dipimpin oleh Ansory Siregar, Wakil Ketua komisi IX.
“Kami minta DBD dapat perhatian khusus dari pemerintah, sebab penyakit ini sama pentingnya dengan Covid-19, dan dampak kematiannya sama-sama tinggi,” katanya.
Selain itu, dia juga mempertanyakan sosialisasi yang dilakukan Kemenkes untuk mengeliminasi DBD. Menurutnya, sosialisasi DBD terlalu lesu dan redup, dan mungkin tertutup pandemi Covid-19.
“Kami minta pemerintah mengangkat isu ini di sela-sela isu Covid-19 yang gemanya sudah sangat luar biasa,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BBMKG Denpasar Sebut Fenomena Bulan Purnama Picu Rob di Bali
- Setelah 20 Tahun, GEM Dibuka dan Pamerkan 100 Ribu Artefak Kuno
- Krisis Air Tehran, Stok Air Minum Diprediksi Habis dalam 2 Pekan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
Advertisement
Jadwal DAMRI Selasa 4 November 2025, Bandara YIA ke Jogja
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Jogja ke YIA Kulonprogo Senin 3 November 2025
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Senin 3 November 2025
- Serap Tenaga Kerja, Pemerintah Fokus Berangkatkan Transmigrasi Lokal
- Manfaatkan Trans Jogja dengan Tiket Murah, Ini Jalurnya
- PKS Tegas Dukung Pemerintahan Prabowo
- Tren Event Sport Tourism Tingkatkan Pergerakan Wisatawan di DIY
- Jadwal DAMRI Senin 3 November 2025, Bandara YIA ke Jogja
Advertisement
Advertisement



