Advertisement
Puskesmas Awasi Puluhan Pemudik di Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Camat dan puskesmas di Bantul memantau para pendatang dari luar daerah maupun pemudik asal Bantul yang pulang kampung. Para pendatang dan pemudik diminta mengisolasi diri selama 14 hari di rumah dan segera mendatangi puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala flu, batuk, demam tinggi, dan sesak napas. Keputusan tersebut adalah upaya pencegahan penularan infeksi Coronavirus Disease (Covid-19).
Puskesmas Jetis I memantau 30 orang yang terdiri dari pemudik dari Jakarta dan sekitarnya serta warga yang baru bepergian dari luar daerah termasuk dari luar negeri. “Yang dipantau ini mereka yang self monitoring [isolasi mandiri], karena tidak ada keluhan, maka kami pantau,” kata Kepala Puskesmas Jetis I Titis Indriwahyuni.
Advertisement
Titis mengatakan pemantauan dilakukan langsung oleh tim yang sudah dibentuk untuk memantau pasien yang dicurigai menderita Covid-19. Tim akan memantau secara berkala kondisi kesehatan pendatang dan pemudik baik yang mengalami keluhan maupun tidak selama proses karantina.
Jika orang yang dipantau mengalami gejala flu, batuk, dan sesak napas, mereka akan ditangani sesuai prosedur penanganan pasien Covid-19. Saat ini Puskesmas Jetis I juga mengalami lonjakan pasien dengan gejala flu dan batuk. Puskesmas memisahkan pasien yang mengalami batuk dan pilek tersebut dengan pasien umum.
Kepala Puskesmas Imogiri I Florentina Sita Murti mengatakan sampai Selasa lalu terdapat sembilan orang yang dipantau karena baru bepergian dari luar daerah dan ada juga pemudik yang baru datang, “Kami juga memberikan edaran dan info lewat media sosial surat, ke kecamatan, lurah dan dukuh dan grup Whatsapp. Yang masuk dari perjalanan melakukan self monitoring selama 14 hari,” kata dia.
Camat Banguntapan Fauzan Mu’arifin mengatakan ada sejumlah warga pendatang yang dipantau. Namun jumlahnya ia tidak hapal. Fauzan juga mengimbau masyarakatnya untuk tidak melakukan tekanan sosial, psikis kepada penyandang status orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), maupun pasien yang positif terjangkit virus Corona.
“Penyakit ini bukan aib. Masyarakat harus memberi support kepada tenaga medis dengan melakukan pemeriksaan, bila betul-betul ada gejala kesakitan agar menyampaikan informasi yang benar sesuai fakta agar mendapat penanganan yang tepat dan cepat,” kata Fauzan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Es Krim Magnum Ditarik karena Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM
- Mendes Nilai Perubahan Iklim Dapat Diatasi Melalui Kemitraan dengan Desa
- Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Menteri AHY Diminta Presiden Rampungkan Ribuan Hektare Lahan Bermasalah di IKN
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
Advertisement
Advertisement