Advertisement
Indonesia Bisa Produksi Alat Tes Virus Corona

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pemerintah diminta memberikan insentif istimewa intuk mempercepat pabrik dalam negeri mengembangkan alat tes virus Corona.
Asosiasi Produsen Alat Kesehatan (Aspaki) mendata pengembangan alat tes Covid-19 dilakukan di sejumlah perguruan tinggi nasional seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Airlangga. Namun demikian, pengembangan tersebut diramalkan baru akan rampung paling cepat pada akhir kuartal I/2021.
Advertisement
"Saya pikir ada dua yang dapat mempercepat komersialisasi alat tes tersebut yakni pendanaan pada uji klinis dan pengadaan laboratorium komersial pada uji produk. Kedua tahapan itu yang akan jadi tantangan terbesar dalam mempercepat keluarnya alat tes di lapangan," ujar Manajer Eksekutif Aspaki Ahyahudin Sodri kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Kamis (19/3/2020).
Selain kedua tahapan tersebut, lanjutnya, tidak ada tahapan lain yang dapat disederhanakan. Berdasarkan ketentuan, tahapan produksi alat kesehatan (alkes) secara umum dibagi menjadi empat tahapan yakni pengembangan riset, prototyping, uji klinis, dan uji produk.
Sampai saat ini, Ahyahudin menyampaikan pabrik maupun perguruan tinggi memiliki sumber daya yang minim untuk melakukan uji klinis. Di samping itu, menurutnya, pemerintah perlu membangun fasilitas laboratorium produk komersial untuk menguji alat tes tersebut secara masal.
"Ini yang jadi masalah bahwa uji produk itu bukan di laboratorium penelitian. Untuk uji produk harus di laboratorium uji produk, itu yang jadi challange [ke depan]" ucapnya.
Adapun, alat tes yang dimaksud merupakan cairan kimia yang biasanya digunakan dalam laboratorium dengan peralatan yang canggih. Selain itu, alat tes tersebut hanya dapat digunakan oleh personil yang memiliki kualifikasi tertentu.
Dilansir dari WIRED, Orgaisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menunjuk 16 laboratorium untuk mengkonfirmasi kasus virus corona baru pada pertengahan Februari 2020. Adapun, 16 laboratorium tersebut berada di China, Jepang, Singapura, Australia, Thailand, India, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Senegal, Rusia, Jerman, Belanda, Inggris, dan Perancis.
Sementara itu, sampai saat ini baru ada 150 laboratorium yang memiliki teknologi pengidentifikasi Covid-19 di seluruh dunia yang rutin berkomunikasi secara daring. Adapun, labortorium tersebut tersebar di China, Jerman, Hong Kong, Jepang, Thailand, dan Amerika Serikat.
Salah satu pengembang alat tes di Jepang menyatakan bahwa pendistribusian alat tes secara masal baru dapat dilakukan setidaknya pada akhir semester I/2020. Hal tersebut merujuk pada kejadian cacatnya alat tes yang dikembangkan di Amerika Serikat.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono menyampaikan pihaknya akan berusaha menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri alkes lokal. Pasalnya, sebagian besar bahan baku produk alkes merupakan polipropilena.
"Itu harus kami jaga stoknya, cuma kuantitas dan kualitasnya untuk beberapa spesifikasi produk masih kurang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Ini Format Lengkapnya
- Kasus Covid-19 Melonjak di Beberapa Negara, Kementerian Kesehatan: Akibat Varian Baru
- Google Doodle Menampilkan Kapal Pinisi Indonesia, Ini Asal Sejarahnya
- Jumlah Perokok Anak di Indonesia Makin Banyak, IDAI Sebut Akibat Tuyul Nikotin
- Empat Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Temukan Pesan Bertuliskan "Puas Bunda, tx for All" di TKP
Advertisement
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Diduga Terima Gratifikasi Rp18 Miliar
- AS Veto Resolusi DK PBB Terkait Tuntutan Gencatan Senjata di Gaza dapat Kecaman Dunia
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi Wilayah Pesisir Hari Ini
- Asyik Nyabu, Caleg Ini Ditangkap Polisi, KPU: Bisa Dicoret dari DTC
- Kutuk Veto AS Resolusi DK PBB Terkait Gencatan Senjata di Gaza, Hamas: Bukti Amerika Tak Manusiawi!
- Turki Ajak Masyarakat Dunia Tuntut Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
- Gara-gara Dana Politik, Jabatan Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Bakal Dicopot
Advertisement
Advertisement